Jangan Main-Main dengan Covid-19

Jangan Main-Main dengan Covid-19

Oleh: Suhendrik

PANDEMI Covid-19 mengguncang umat manusia di semua belahan dunia. Mengguncang semua tatanan hidup menjadi tak lagi normal. Indonesia salah satu yang mengalami. Saya yakin. Semua cara sudah dilakukan pemegang kekuasaan pemerintahan. Sebagian sukses besar. Tak sedikit berbalik menuai cibiran.

Kita mengalami situasi serba membingungkan di awal. Sekaligus membuat nyali ciut. Ancaman penyakit, hingga kematian, menyebar begitu cepat. Membuat terus merasa terancam. Teror itu makin menyiksa ketika menyaksikan pemangku kepentingan mengambil kebijakan, yang sebagian besar terkesan ngasal.

Saya merasa lebih beruntung tinggal di Jawa Barat. Semua keputusan diambil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, atau Kang Emil, jauh sejak awal. Sedari cengkeraman pandemi ini belum bisa dibuktikan merambah Indonesia. Hasilnya tampak sekarang.

Jawa Barat menjadi provinsi paling lumayan mengendalikan penyebaran covid. DKI dengan resource anggaran melimpah justru masih keteteran. Jawa Timur yang letaknya berada di ujung paling timur pulau Jawa, relatif jauh dari episentrum Covid-19, kini membuat semua was-was. Dengan jumlah kasus positif terus menanjak. Makin tinggi. Di saat daerah lain, kasus positif covid, perlahan tapi pasti mulai berkurang.

Apa rahasia Jawa Barat?

Saya harus berterima kasih pada Kang Emil. Saya tahu persis. Sejak awal mau berpayah-payah mendengarkan pendapat para ahli dari lintas disiplin ilmu. Dari berbagai kampus di Jawa Barat. Resource orang-orang pintar dari kampus terkenal ini benar-benar menjadi sumber daya sangat berperan. Dalam situasi pandemi serba gelap.

Covid-19 penyakit baru. Masih sangat terbatas pengetahuan tentang virus ini. Tapi pemahaman atas penyakit yang menyebar sangat cepat ini dibutuhkan, agar tidak salah mengambil keputusan.

Kang Emil mau meluangkan waktu mendengarkan penjelasan. Nyaris maraton. Dari profesor dan doktor. Bergiliran menceramahi soal epidemiologi covid. Dia melakukan exercise dari rangkaian pertemuan itu. Tujuannya satu. Mencari strategi paling tepat menekan efek merusak virus yang menyebar cepat.

Kita itu masih punya waktu saat itu. Di awal kasus ini mulai membuka mata dunia. Menyaksikan bagaimana Tiongkok, salah satu negara adi daya dunia, lumpuh. Punya referensi yang jika kita pelajari, bisa menghasilkan strategi tepat .

Kang Emil memulai. Dia menyerap semua pendapat para ilmuwan itu dari berbagai latar belakang. Kajian kesehatan masyarakat, epidemiologi, hingga ekonom dan praktisi, memberi gambar terburuk bisa terjadi di Jawa Barat. Jika cengkeraman pandemi ini masuk. Ini hanya soal waktu saja. Jawa Barat dengan penduduk terbesar di Indonesia akan dengan mudah menjadi bulan-bulanan covid. Dari segala aspek buruk bagi tatanan hidup masyarakat.

Kang Emil harus diapresiasi karena berani mengambil keputusan yang tidak ngasal. Dia menggandeng ilmuwan dari berbagai kampus menjadi partner menyusun strategi bagi Jawa Barat. Dia merumuskan strategi. Menyiapkan perencanaan. Mengeksekusi berbasis data dan kajian. Serba ilmiah.

Kang Emil memutuskan membeli Kit PCR jauh sebelum penyakit itu muncul. Dia berani mengambil keputusan melawan sikap pemerintah saat itu, yang terus meyakinkan masyarakat, bahwa Indonesia masih aman. Memang saat itu masih aman, tapi pertanyaan besarnya, sampai kapan? Benar saja. Tak lama kemudian kasus pertama diumumkan Presiden Jokowi justru terjadi di Jawa Barat. Di Kota Depok.

Dua kasus pertama Covid-19 di salah satu kota terpadat di Jawa Barat itu membuat semua orang cemas. Keputusan Kang Emil memesan alat tes dari Korea Selatan jauh sebelum kasus itu terbukti benar-benar sampai ke Indonesia. Menjadi keputusan sangat berharga. Saat pengumuman temuan kasus Covid-19 makin banyak, resource kepemilikan alat tes itu menjadi sangat berarti. Harganya melambung. Menjadi sangat mahal. Terbukti semua negara memburu. Hingga alat tes itu sempat menjadi barang langka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: