Terapkan Protokol Kesehatan di Masa AKB untuk Pemulihan Pariwisata Jawa Barat
CIREBON - Pandemi Covid-19 sangat terasa dampaknya terhadap bidang pariwisata di Jawa Barat.
Karenanya, masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di PSBB lanjutan dilakukan untuk mempercepat recovery atau pemulihan ekonomi di bidang pariwisata. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, DR H Dedi Taufik MSi di ruang Adipura Kencana, Balaikota Cirebon, Rabu (3/6).
\"Adaptasi kebiasaan baru (AKB) dilakukan untuk pemulihan ekonomi di Jawa Barat termasuk pemulihan di bidang pariwisata. Selama Juni hingga Desember recovery ekonomi di bidang pariwisata dilakukan di Jawa Barat. Okupansi hotel saja yang biasanya di atas 50 persen sekarang menurun drastis,\" ungkapnya.
Taufik menjelaskan, saat ini 15 kabupaten dan Kota di Jabar sudah memasuki zona biru dan 12 kabupaten dan kota masih zona kuning.
\"Sesuai dengan aturan gubernur Jawa Barat, yang berada di zona biru sudah boleh untuk melakukan AKB namun dengan tetap melaksanakan pencegahan penyebaran Covid-19. Kuncinya, bagaiamana protokol kesehatan dinomor satukan. Ini penting untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,”jelasnya.
Dedi menuturkan, di fase AKB merupakan waktu untuk meningkatkan produktivitas namun tetap dengan kehati-hatian agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 lebih masif lagi.
Sementara itu Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati meminta di fase AKB ini semua bisa beradaptasi.
“Protokol pencegahan penyebaran Covid-19 harus tetap dilakukan. Tetap memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) lainnya, serta menjaga jarak atau tidak berkerumun,\" tuturnya.
Eti juga menginstruksikan kepada Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon untuk menyosialisasikan adaptasi baru ini di sejumlah lokasi wisata yang ada di Kota Cirebon.
“Juga di rumah makan dan di hotel yang sebagian sudah buka. Standar operasional pencegahan penyebaran Covid-19 harus tetap dilakukan agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 lebih besar lagi,\" katanya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: