Hasil Otopsi, George Floyd Positif Corona

Hasil Otopsi, George Floyd Positif Corona

JAKARTA - Hasil otopsi terbaru George Floyd, pria kulit hitam yang tewas setelah lehernya diinjak pakai lutut oleh anggota polisi Minnesota itu, positif terinfeksi virus corona (Covid-19) berdasarkan tes swab.

\"Hasil tes swab post-mortem ditemukan positif untuk 2019-nCoV RNA,\" tulis laporan hasil otopsi yang dirilis, Kamis (4/6).

Seperti dikutip dari CNN, Kamis (4/6), Kepala Pemeriksa Medis Andrew Baker mengatakan, hasil tersebut merupakan positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya.

Floyd juga diduga terkena virus corona tanpa gejala. Baker juga menegaskan, bahwa virus corona bukanlah penyebab kematian Floyd.

Hasil otopsi sebelumnya mengungkap George Floyd tewas karena kardiopulmoner atau henti jantung. Baker mengatakan, leher Floyd tertekan selama lebih dari delapan menit ketika \'dikunci\' oleh polisi AS. Kendati demikian, Baker mengatakan kesimpulan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai penyebab utama kematiannya.

Otopsi yang dilakukan oleh keluarga Floyd, menunjukkan sejumlah memar dan luka di kepala, wajah, mulut, bahu, lengan dan kaki. Tidak ditemukan bukti bahwa luka-luka tersebut secara langsung menjadi penyebab kematiannya.

George Floyd tewas kehabisan napas usai lehernya diinjak dengan lutut oleh Derek Chauvin pada 25 Mei lalu. Floyd awalnya ditangkap dengan sangkaan ringan, karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.

Dalam video itu, polisi menjatuhkan tubuh George ke tanah, sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher. \"Lututmu di leherku. Saya tidak bisa bernapas. Mama. Mama,\" kata Floyd meminta ampun.

Tak lama kemudian, dia diam dan dinyatakan meninggal. Insiden tersebut langsung memicu kemarahan di seluruh negeri. Tuntutan keadilan diserukan.

Demonstrasi pertama kali pecah di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru AS, bahkan dunia.

Jenderal Ahli Bedah Amerika Serikat, Jerome Adams memperingatkan ancaman gelombang dua pandemi virus corona akibat unjuk rasa masal yang dipicu kematian George Floyd. Menurutnya, ribuan orang yang turun ke jalan berpotensi menularkan virus Covid-19.

\"Saya khawatir terhadap konsekuensi kesehatan masyarakat, baik individu dan institusi serta orang-orang yang protes dengan cara yang berbahaya bagi diri mereka sendiri dan bagi kelompok mereka,\" kata Adams.

Demonstrasi merupakan aktivitas warga yang bertentangan dengan imbauan jaga jarak fisik dan berpotensi menjadi sumber baru penularan Covid-19.

\"Berdasarkan cara penyebaran penyakit, selalu ada alasan terjadi klaster baru dan potensi wabah baru,\" ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: