Siapkan Regulasi untuk AKB Pariwisata

Siapkan Regulasi untuk AKB Pariwisata

CIREBON - Pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon, tengah menyiapkan regulasi terkait relaksasi pembukaan secara bertahap sektor pariwisata, menjelang pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Sektor pariwisata selama ini menjadi salah saru andalan kedua daerah tersebut untuk meraup PAD maupun penghidupan masyarakat dan stakeholder yang terlibat di dalamnya.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon, H Agus Suherman menjelaskan, selama wabah pandemi covid-19 ini, selain puluhan objek wisata menutup aktivitasnya, pihaknya juga mencatat 100-an sektor wisata lain juga vakum seperti tempat hiburan, restoran, termasuk hotel dan penginapan.

Imbas dari itu, ratusan pekerja di sektor pariwisata termasuk hotel dan restoran vakum sementara. Beruntung, di Kota Cirebon dapat menyalurkan bantuan kepada ratusan pekerja sektor tersebut, diantaranya 163 bantuan dari Kementerian Pariwisata dan 570 bantuan dari presiden.

Dari target Kunjungan wisatawan yang semula diancang di angka 2,1 juta kunjungan selama tahun 2020, diperkirakan bakal meleset sampai 90 persen. Diperkirakan hingga akhir tahun target yang bisa dicapai hanya 10 persen lebih.

Saat ini, upaya pemulihan sektor pariwisata sudah didorong oleh Pemprov Jabar. Pemerintah kabupaten/kota pun mulai menyiapkan formulasi yang pedomanya mengacu pada penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19.

Objek wisata sejarah di Kota Cirebon yang sudah buka sejauh ini adalah Keraton Kasepuhan dan Goa Sunyaragi, tapi baru terbatas pengunjung perorangan dan belum begitu banyak.

“Regulasi yang sesuai SOP kesehatan menjelang pemulihan pariwisata sedang disusun dan akan disosialisasi kepada stakeholder pariwisata ternasuk hotel restoran  dan pelaku kesenian,” ungkapnya.

Menurutnya, sejak awal pandemi Maret hingga Juni pihaknya sudah membuat grup diskusi yang terdiri dari stakeholder sektor-sektor ini. Secara umum, kegiatan mereka memang berhenti total yang biasanya mengumpulkan masa di tempat tertentu, saat ini hanya bisa juga lewat virtual.

“Dibukanya pemulihan sektor wisata ini lihat perkembangan, karena kota masih psbb sampai 12 Juni, kalau sudah hijau nanti Sama-sama membuka lagi pariwisara dengan protokol. Mungkin setelah 12 Juni. Diutamakan domestik dulu,” tuturnya.

Kepala Disparbudpora Kabupaten Cirebon, H Hartono menjelaskan, di Kabupaten Cirebon dampak wabah pandemi ini juga sangat terasa terhadap sektor pariwisata. Selain itu, dari 23 hotel dan penginapan di Kabupaten Cirebon juga vakum.

Saat ini yang suda melapor akan segera beroperasi lagi ada 2 hotel, tapi pihaknya mengimbau agar mereka senantiasa menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya, pada pelaku pekerja pariwisata Terdampak, sejauh ini baru dapat bantuan dari pusat 741 presiden ditambah 118 kemenpar. Pihaknya berharap kedepan agar ada bantuan gubernur Bupati/walikota untuk pegawai hotel, pengelola guide wisata, biro perjalanan travel, pegawai rumah makan.

Di Kabupaten Cirebon juga 2 juta target kunjungan wisatawan selama 2020 dipastikan tidak tercapai. “Dengan andalan wisata ziarah, Gunung Jati ditutup, agenda besar di-cancel, paling pada akhir tahun 200rb kunjungan,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: