Camat Cidahu Dituntut Mundur

Camat Cidahu Dituntut Mundur

Terkait Masalah Galian C di Wilayahnya CIDAHU - Pusat pemerintahan Kabupaten Kuningan, Rabu (13/10), dikejutkan dengan kedatangan belasan kepala desa se Kecamatan Cidahu secara mendadak. Kendati mereka tidak berorasi, para kepala desa tersebut menunjukan aksi solidaritas antar sesama kepala desa. Kedatangan mereka membawa tuntutan agar Camat Cidahu mundur dari jabatannya. Namun, keinginan mereka untuk bertemu langsung Bupati H Aang Hamid Suganda kandas, karena orang nomor satu di Kota Kuda itu sedang bertugas di lapangan. Mereka pun akhirnya diterima oleh Asisten Pemerintahan Setda, Drs Sadil Damini DJ dan Kabag Pemerintahan Umum, Deniawan MSi di ruang kerjanya. Suara-suara keluhan para kepala desa yang mempersoalkan sikap Camat Cidahu dari dalam ruangan terdengar begitu lantang. Salahsatunya berkaitan dengan sikap Camat Cidahu dalam menangani persoalan ratusan truk galian C yang meresahkan warga hingga merusak jalan. Yang membuat mereka berang, adanya dugaan perlakuan kasar Camat Cidahu kepada Kepala Desa Kertawinangun. ”Terus terang saya merasa diculik oleh pak camat, kemarin. Dia memaksa saya supaya ikut ke kecamatan. Sudah dipaksa, saya diintrogasi dan ditekan agar membuka jalur bagi truk galian pasir,” aku Kades Kertawinangun, Dede Wartono. Mengenai tindakan masyarakatnya yang memblokir jalan masuk ke galian pasir, Ia juga salahkan camat. Padahal, gejolak masyarakat Kertawinangun yang resah dengan kerusakan jalan akibat truk galian pasir sudah berlangsung sejak tahun 2008. Sebagai kepala desa, Ia tentu wajib memfasilitasi keluhan warganya tersebut. Ia kemudian berinisiatif mengundang pengusaha agar mau mempertanggungjawabkan dampak usaha galiannya itu. Apalagi pada tahun 2008, dihadapan aparat desa, BPD, LPM dan tokoh masyarakat, para pengusaha itu sudah sepakat untuk memenuhi keinginan masyarakat Kertawinangun. “Tapi kenapa saya disalahkan. Pak camat malah seolah membela pengusaha. Malah, saya ini seperti dianggap teroris. Saya ini kan kepala desa. Dipilih oleh masyarakat dan harus memperjuangkan kepentingan masyarakat. Kalau sikap pak camat seperti itu, saya khawatir jadi bom waktu,” ungkapnya. Sementara, Asda Pemerintahan Drs Sadil Damini DJ, meminta solusi lain dari para kades se Kecamatan Cidahu selain memberikan tuntutan untuk memberhentikan Camat Cidahu. Namun, para kades tetap pada pendiriannya. Mereka pun kemudian mendadak menuangkan tuntutannya itu secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh kades. ”Betul, sementara mereka (para kades, red) keukeuh meminta Camat Cidahu berhenti atau dimutasikan. Tapi kami akan terlebih dulu meminta klarifikasi camat. Terus melakukan pengecekan besok ke lokasi. Hasil pengecekan akan kami sampaikan ke pak bupati untuk selanjutnya meminta petunjuk dari beliau,” ungkap mantan Kadis Perhubungan itu. Dihubungi terpisah, Camat Cidahu Anang S Sunardi saat dikonfirmasi, tidak memungkiri sempat ada masalah di Desa Kertawinangun terkait truk galian pasir. Dituturkan, hal itu berawal saat warga Kertawinangun melakukan penutupan jalur ke lokasi galian. ”Oleh saya masalah itu akan diselesaikan. Kemudian dirapatkan antara kepala desa dengan pengusaha di kecamatan. Setelah itu, semua sudah beres. Adapun mencuatnya hal lain, itu diluar sepengatahuan saya,” terang Anang. Ia membantah keras telah mengeluarkan ancaman atau bertindak kasar kepada Kades Kertawinangun. Di kecamatan saat itu, bahkan ada Kapolsek dan anggota Komisi C DPRD, Dede Ismail. ”Silahkan tanyakan kepada mereka. Saya tidak pernah melakukan rekayasa apapun. Justru upaya kemarin untuk membantu kades agar keadaan menjadi kondusif,” ujarnya. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: