Ok
Daya Motor

Gemini AI: Pionir Kecerdasan Buatan yang Mengubah Wajah Teknologi Masa Depan

Gemini AI: Pionir Kecerdasan Buatan yang Mengubah Wajah Teknologi Masa Depan

Gemini AI: Pionir Kecerdasan Buatan yang Mengubah Wajah Teknologi Masa Depan-ist-radarcirebon

RADARCIREBON.COM - Di era digital yang semakin canggih, Google kembali menggebrak dunia teknologi dengan peluncuran Gemini AI, model kecerdasan buatan (AI) terbaru yang dirancang untuk menjadi teman setia dalam kehidupan sehari-hari. Bukan sekadar asisten virtual, Gemini AI hadir sebagai inovasi revolusioner yang mengintegrasikan kemampuan multimodal, memproses teks, gambar, audio, dan video secara bersamaan.

Tema Gemini AI
Along – yang bisa diartikan sebagai AI yang berjalan seiring dengan perkembangan manusia – menjadi sorotan utama dalam konferensi Google I/O baru-baru ini, di mana para ahli memprediksi bahwa teknologi ini akan menjadi pendorong utama transformasi industri global.

Gemini AI, yang dikembangkan oleh tim DeepMind Google, mewakili lompatan besar daripendahulunya seperti Bard. Model ini tersedia dalam tiga varian: Ultra, Pro, dan Nano, yang masing-masing disesuaikan untuk kebutuhan berbeda.

Varian Ultra, misalnya, mampu menjawab pertanyaan kompleks dengan akurasi hingga 90% lebih tinggi dibandingkan model AI sebelumnya, menurut laporan internal Google. Bayangkan saja: Anda mengunggah foto
liburan, dan Gemini AI tidak hanya mendeskripsikannya, tapi juga merencanakan itinerary perjalanan selanjutnya berdasarkan preferensi Anda, lengkap dengan rekomendasi restoran dan transportasi ramah lingkungan.

BACA JUGA:Edit Foto Keliling Dunia Bareng Pasangan Pakai Gemini AI, Tanpa Biaya Tiket Pesawat!

Apa yang membuat Gemini AI begitu istimewa? Pertama, kemampuannya dalam pemrosesan multimodal. Berbeda dengan ChatGPT yang lebih fokus pada teks, Gemini bisa melihat dan mendengar seperti manusia.

Contohnya, dalam bidang pendidikan, guru di sekolah- sekolah Amerika sudah mulai menggunakan Gemini untuk menganalisis video kuliah dan menghasilkan ringkasan interaktif beserta kuis otomatis.

Di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang menjajaki kolaborasi dengan Google
untuk mengintegrasikan AI ini ke dalam platform Merdeka Belajar, guna membantu siswa di daerah terpencil mengakses materi pembelajaran berkualitas.

Namun, peluncuran Gemini AI tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pakar etika AI, seperti Timnit Gebru dari Distributed AI Research Institute, mengkhawatirkan potensi bias dalam data pelatihan model ini.

BACA JUGA:Prompt Gemini AI Ala Korea: Tren Baru Edit Foto Liburan yang Bikin Hasil Makin Estetik

"AI seperti Gemini harus berjalan seiring dengan tanggung jawab etis," ujar Gebru dalam wawancara dengan BBC. Google merespons dengan komitmen untuk transparansi, termasuk audit independen dan fitur AI Explainability yang memungkinkan pengguna memahami bagaimana keputusan AI dibuat.

Selain itu, isu privasi data menjadi perhatian utama, terutama di negara-negara dengan regulasi ketat seperti Uni Eropa melalui GDPR.

Dampak ekonomi dari Gemini AI juga tak terbantahkan. Menurut laporan McKinsey Global Institute, adopsi AI multimodal seperti Gemini bisa menambah nilai ekonomi global hingga US$13 triliun pada 2030. Di sektor kesehatan, AI ini sudah diuji untuk mendiagnosis penyakit dari gambar X-ray dengan akurasi mendekati dokter spesialis.

Di Indonesia, startup seperti Gojek dan Tokopedia berpotensi memanfaatkan Gemini untuk personalisasi layanan,
seperti rekomendasi produk yang lebih akurat berdasarkan analisis suara pelanggan.

BACA JUGA:Gemini AI Foto Nailong: Tren Viral yang Bikin Foto Kamu Jadi Lebih Lucu dan Kreatif di Medsos!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: