Pria yang akrab disapa Jun, mengungkapkan Pemkot pun tidak harus mewajibkan setiap sekolah untuk melaksanakan KBM tatap muka. Tetapi memberi kelonggaran bagi orangtua siswa yang siap, fasilitas prokes sekolah yang memadai serta kesanggupan stakeholder dalam mengawasi proses KBM sesuai standar pandemi.
“Jadi yang sudah siap atau orang tuanya mau, harus komitmen bersama-sama menjaga dan mengawasi agar putra-putrinya terhindar risiko penularan Corona,” harapnya.
Pihaknya baru membahas kesiapan dan urjensi KBM tatap muka pada jenjang SD sederajat saja. Sebab, apabila diserentakkan khawatir justru membuka peluang penularan lebih masif bahkan ke tingkat usia pelajar.
“Pada prinsipnya Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama tidak ada persoalan. Tinggal good will dari pimpinan saja, yaitu Pak Plt Wali Kota dengan segala pertimbangan dan konsekuensinya,” sambung Jun.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Gilman Mawardi menambahkan merujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang memberikan keleluasaan daerah melaksanakan KBM tatap muka, diwajibkan membatasi durasi waktu belajar. Otomatis bisa menekan risiko atau potensi kerumunan siswa di sekolah.
“Banyak fenomena anak-anak usia SD malah jadi kecanduan gadget karena kebiasaan selama pandemi. Kita tidak mengharapkan hal itu berlanjut, maka seyogyanya rekomendasi KBM tatap muka bisa dipertimbangkan Satgas Covid-19 khusus siswa SD dulu saja,” tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H Budiaman Sanusi menjelaskan berdasarkan surat edaran terakhir dari Satgas Covid-19. Proses KBM tatap muka masih tidak diperkenankan bagi seluruh jenjang pendidikan. “Kebetulan kalender pendidikan itu, siswa masuk efektif 12 Januari mendatang. Tapi nanti kita lihat juga hasil evaluasi penerapan edaran sampai 8 Januari ini,” tuturnya.
Dinas Pendidikan sendiri, kata Budiaman, sudah berupaya menyosialisasikan terhadap pihak sekolah hasil kajian dan pertimbangan Gugus Tugas Covid-19 berkenaan kebijakan KBM tatap muka. Namun, apabila nantinya hal itu direstui untuk diselenggarakan tidak semua SD sederajat langsung melaksanakan KBM tatap muka.
“Tapi bertahap, ditinjau dulu kesiapan masing-masing sekolah. Bukan asal mau dan siap-siap saja, tetapi benar-benar dipastikan kesiapannya secara klinis,” harap Budiaman. (igi)