JAKARTA - Pemerintah memiliki tugas ganda jelang pemberangkatan jamaah haji periode 2013 yang dimulai bulan depan. Selain urusan teknis seperti pemondokan, transportasi, dan sejenisnya, pemerintah juga terus mengantisipasi serangan virus korona yang sedang melanda Arab Saudi dan sekitarnya. Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi menuturkan, setiap calon jamaah haji akan dibekali informasi mengenai virus korona sejak berada di asrama haji. \"Termasuk juga informasi bagaimana menjaga kontak dengan orang lain,\" kata Nafsiah di kantor Kemenkes kemarin. Dengan cara ini, dia berharap risiko jamaah haji Indonesia terinfeksi virus mematikan itu bisa ditekan. Nafsiah mengatakan materi utama sosialisasi virus korona saat jamaah masih berada di embarkasi adalah memahami gejala-gejala paparannya. Selain itu juga cara menghindari orang-orang yang terindikasi terinfeksi virus ini. \"Intinya lebih dominan sosialisai untuk pencegahan,\" katanya. Menurut Nafsiah keberadaan virus korona ini tidak terlalu membuat risau calon jamaah haji. \"Asalkan dengan persiapan yang matang dan bekal pengetahuan yang tepat, jamaah haji bisa menghindari virus ini,\" kata dia. Nafsiah mengatakan bahwa dengan terus menjaga daya tahan tubuh dalam kondisi yang baik, risiko terpapar virus korona ini semakin rendah. Untuk calon jamaah haji atau umrah yang memiliki gejala awal flu, dianjurkan untuk segera melaporkan ke tenaga medis. Nafsiah mengatakan, tenaga medis pendukung pelaksanaan ibadah haji sudah dibekali penanganan darurat infeksi virus korona ini. Nafsiah juga menuturkan petugas kesehatan akan melakukan tindakan darurat ketika menemukan calon jamaah haji yang terindikasi flu atau suhu badan meningkat tajam. \"Calon jamaah yang flu atau suhu badannya meningkat, maka akan diperiksa dan dipisahkan dari jamaah haji lainnya,\" tegas Nafsiah. Upaya karantina itu murni untuk antisipasi dan diupayakan tidak sampai mengganggu proses ibadah haji. Pihak Kemenkes juga menyatakan bahwa sampai saati ini belum ditemukan obat untuk mengatasi paparan virus korona itu. Meskipun tidak seganas virus SARS, tetapi sama-sama berpotensi mematikan. Virus korona ini membuat penderitanya mengalami sindrom pernapasan akut. Infeksi virus ini mulai terdeteksi pertengahan 2012 lalu. Data hingga 18 Juli lalu mencatat ada 88 kasus infeksi virus korona dengan tingkat kematian mencapai 45 kasus (51 %). (wan)
Antisipasi Virus Korona sejak di Asrama Haji
Selasa 13-08-2013,15:02 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Selasa 08-10-2024,19:30 WIB
Mahasiswa Asal Plered Ditemukan Tewas Akibat Tertabrak Kereta Api, Diduga Bunuh Diri
Rabu 09-10-2024,10:01 WIB
2 Hari Jelang Pernikahan, Mahasiswa Asal Cirebon Tewas Tertabrak Kereta Api
Selasa 08-10-2024,19:00 WIB
Kronologi Asli Ketua DPRD Menyerang Secara Verbal Ketua KONI Kota Cirebon
Selasa 08-10-2024,16:27 WIB
Kesaksian Fathurohman, Putra Salah Satu Korban Usai Bertemu Pihak di DH Garden
Selasa 08-10-2024,22:00 WIB
Astra Terima Penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2024
Terkini
Rabu 09-10-2024,15:00 WIB
Roadshow Honda DBL West Java Series, 3.500 Pelajar Diberikan Edukasi Safety Riding
Rabu 09-10-2024,14:29 WIB
30 Kambing Terpanggang saat Kebakaran di Bandorasa Kulon Kuningan
Rabu 09-10-2024,14:00 WIB
Konsisten Cerdaskan Bangsa, Dosen FKIP UMC Lakukan Abdimas di SMPN 1 Jamblang
Rabu 09-10-2024,13:00 WIB
Calon Pimpinan DPRD Kabupaten Cirebon dari PKB Terancam Ditinggal, Ini Penyebabnya
Rabu 09-10-2024,12:30 WIB