PLANET Mars memiliki bukti pendukung kehidupan. Salah satunya air. Namun diduga membeku dan menguap ke angkasa. Apakah ini menjadi potret di bumi saat kehidupan berakhir?
Prof Bethany Ehlmann dari California Institute of Technology mengungkapkan bahwa dari hasil studi Mars dahulu memiliki air.
Para ilmuwan dalam studi ini berpendapat bahwa kebanyakan air ini hilang pada rentang 4,1 hingga 3,7 miliar tahun lalu, atau yang sepanjang sejarah Mars dikenal sebagai Periode Noachian.
Mars saat ini memang gersang tanpa ada cairan sedikitpun. Namun pada awal sejarahnya, planet tersebut dihuni perairan dengan volume setengah dari Samudera Atlantik.
Dengan volume tersebut, diperkirakan air mampu menutupi seluruh permukaan planet dengan air sedalam 1,5 km.
Air terdiri dari oksigen dan dua atom hidrogen. Keberadaan isotop hidrogen yang disebut deuterium di Mars membuktikan adanya air yang hilang di sana.
Lalu kemana perginya air-air tersebut? untuk mengetahui jawabannya, para peneliti menggunakan model mensimulasikan komposisi isotop hidrogen dan volume air di Mars.
\"Ada tiga proses kunci pada model ini: air masuk ke vulkanisme, air hilang ke ruang angkasa dan hilang ke kerak. Lewat model ini dan menyocokannya dengan set data isotop hidrogen, kita bisa menghitung berapa banyak air yang hilang ke ruang angkasa dan kerak,\" kata kandidat PhD California Institute of Technology, Eva Scheller, dikutip Reuters, Kamis (18/3/2021).
Para peneliti memperkirakan air tidak pergi ke ruang angkasa seperti perkiraan sebelumnya. Namun masuk ke kerak planet antara 30% hingga 99%.
Cairan itu terperangkap dalam berbagai mineral bagian dari struktur mineralnya, khususnya tanah liat dan sulfat. Perginya air diperkirakan terjadi pada 3 miliar tahun lalu. (yud)