Camat Blusukan Harus Ditindak

Jumat 16-08-2013,12:27 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN – Jelang pilbup 15 September nanti, konstalasi politik mulai mendidih. Setelah baliho paslon dikritisi, kini giliran camat yang diminta untuk bersikap netral. Sebab banyak dijumpai seorang camat mengkampanyekan salah satu paslon tertentu. Seorang politisi asal Partai Gerindra, Abdul Haris SH menemukan indikasi pelanggaran yang dilakukan PNS, terutama camat. Seperti di wilayah Kuningan utara, seorang camat ikut terjun langsung membagi-bagikan atribut paslon. Bahkan ia ikut blusukan memasang baliho segala. “Saya sangat prihatin melihat kondisi ini. Masa camat ikut-ikutan segala. Sangat ironis dan tidak memberi contoh pada masyarakat yang mendambakan pendidikan politik yang baik,” ketus caleg Gerindra dari dapil II itu, kemarin (15/8). Tidak hanya turut memasang baliho, camat itu pun mengikuti rapat timses segala. Baik di rumah caleg PAN warga Desa Caracas Cilimus, maupun di kediamannya sendiri. Bahkan ia mendapatkan laporan kerap mengintimidasi para kuwu untuk mendukung paslon tertentu. “Masa camat mengintimidasi untuk mendukung Utama, jelas sangat salah dan melanggar aturan kepegawaian. Mestinya panwas dan BKD segera bertindak, jangan cuma menunggu laporan,” tandasnya. Bagi Haris, kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Pemilu jurdil yang sering didengung-dengungkan, semuanya jadi bulsit. Sebab pejabat wilayah kecamatan sendiri memberi teladan yang tidak baik pada warganya. Bukan hanya camat, Bupati H Aang Hamid Suganda pun tidak lolos dari kritiknya. Sebagai Pembina politik di daerah, mestinya seorang bupati tidak menampakkan kesan ajakan kepada salah satu paslon tertentu. “Bagaimana masyarakat mau cerdas kalau begitu. Di mana letak pendidikan politiknya? Katanya politik santun, tapi dengan tidak mencerdaskan malah jadi tidak santun,” sindirnya. Jika bupati melakukan tindakan serupa, Haris meminta agar panwas tidak takut untuk menegur. Bila perlu panwas berani melayangkan somasi tanpa melulu harus menunggu laporan. Lebih lanjut Haris mengatakan, apa yang diungkapkan Dosen UIN Bandung, Uu Nurul Huda SH MH memang bukan rahasia. Dirinya justru malah merasa bingung ketika Uu disebut asbun. Padahal, di era globalisasi sekarang ini berita Kuningan dapat diakses meski sedang berada di Bandung sekalipun. “Jangankan di Bandung, di Amerika saja, orang sana sudah bisa mengakses pemberitaan di Indonesia. Sekarang itu zaman canggih coy, masa ketinggalan zaman. Woles woles woles,” celetuk Haris sambil tersenyum sinis. (ded)  

Tags :
Kategori :

Terkait