Kebakaran Tesla

Rabu 21-04-2021,14:05 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

SAYA telat dua hari menulis ini –tentu gara-gara Vaksin Nusantara. Tapi hebohnya belum reda. Orang masih penasaran: siapa dua orang yang mati terbakar di dalam mobil Tesla model S –seperti milik saya– Sabtu malam lalu itu.

Yang sudah jelas: tidak ditemukan mayat di kursi kemudi. Satu mayat ditemukan di kursi depan samping. Satu mayat lagi di kursi belakang.Berarti mobil itu berjalan tanpa ada yang mengemudikan. Padahal lagi dalam kecepatan tinggi. Itu diketahui dari analisis ahli kecelakaan mobil di Amerika.

Yang juga jelas: mobil itu gagal belok. Padahal jalan raya di situ lagi melengkung. Mobil tersebut terus melaju lurus. Tetap dalam kecepatan tinggi. Mobil pun meninggalkan jalan raya tanpa direm. Ia baru berhenti ketika menabrak pohon yang tumbuh agak jauh dari pinggir jalan.

Dua orang itu kelihatannya penduduk setempat. Yakni penduduk kota The Woodlands, sekitar 50 Km di utara Houston, Texas. Jalan Raya yang menikung itu adalah jalan raya di dalam kota itu. Bukan jalan raya antar kota –bukan highway.

Tepatnya, kecelakaan itu terjadi di Jalan Lake Woodlands. Jalan itu tidak jauh dari Highway 45 jurusan kota besar Houston. Bisa jadi penumpang Tesla itu baru saja exit dari Highway 45 dari arah Houston.

Hampir pasti mobil itu dijalankan secara autopilot. Terbukti tidak ada mayat di kursi pengemudi. Belakangan ini memang banyak pemilik Tesla yang mem-posting video kebanggaan di YouTube: tidur di dalam Tesla yang lagi melaju kencang. Rasanya seperti bangga kalau posting adegan seperti itu.

Sebagian video itu asli. Sebagian lagi dicurigai sebagai video editan. Tesla sebenarnya sudah mengingatkan: harus tetap ada yang mengontrol kemudi saat mobil dijalankan secara otomatis. Tapi banyak pemilik Tesla ingin membanggakan kemampuan mobil itu berjalan sendiri.

Kecelakaan itu tragis. Bukan saja mobil terbakar hebat, tapi juga apinya tidak bisa dipadamkan. Sampai menghabiskan air 32.000 galon pun belum padam. Itu karena energi di baterainya masih banyak.

CEO Tesla Elon Musk pernah ditanya tentang cara-cara memadamkan kebakaran seperti itu. Jawabnya: biarkan saja terbakar sampai mati sendiri.

Drama lainnya adalah: bunyi posting-an Twitter Elon Musk. Beberapa jam sebelum kecelakaan itu Elon Musk mengunggah tweet-nya: “Tesla dengan autopilot-nya sekarang mendekati 10 kali lebih aman terhadap kecelakaan dibanding mobil pada umumnya”.

Ternyata tweet itu langsung disambut oleh kecelakaan terhebat. Maka ketika terjadi kecelakaan di The The Woodlands dekat Houston itu, Elon Musk cepat sekali mengunggah tweet: dari data yang didapat, mobil yang mengalami kecelakaan tersebut tidak sedang diaktifkan autopilot-nya. “Pemilik mobil juga tidak pernah membeli software Full Self Driving (FSD).”

Mobil tersebut dibeli tahun 2019. Belum dilengkapi fasilitas FSD. Tapi program di mobil Tesla memang bisa terus ditambah. Caranya: terus membeli software baru. Belinya lewat online. Di-install-nya juga lewat online.

Semua mobil Tesla memang terhubung dengan sistem komputer di Tesla. Kalau ada kerusakan, misalnya, bisa mengadu lewat layar yang ada di mobil. Cara memperbaikinya diinstruksikan juga lewat layar lebar di sebelah kemudi.

Bahwa Elon Musk bisa menegaskan bahwa sistem autopilot mobil tersebut tidak sedang on tentu didapat dari sistem pelaporan dari komputer itu.

Menurut Tesla, autopilot itu memang tidak menjamin sepenuhnya. Sistem itu baru berlaku kalau meluncur di jalan yang ada garis markanya. Sistem autopilot yang membuat mobil akan terus berjalan di tengah antara garis kanan dan kiri. Dalam arti lain: kalau jalan tersebut tidak memiliki garis, sistem autopilot-nya tidak berfungsi.

Tags :
Kategori :

Terkait