PT Nestle Indonesia mengakui, bahwa kurang dari 30 persen produknya tak memenuhi standar kesehatan eksternal yang ketat yang didominasi produk-produk indulgent (memanjakan), seperti cokelat dan es krim.
“Jika dilihat dari keseluruhan portofolio produk-produk kami berdasarkan total penjualan global, kurang dari 30% tidak memenuhi standar “kesehatan” eksternal yang ketat yang didominasi produk-produk indulgent (memanjakan), seperti cokelat dan es krim, yang bisa dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sebagai bagian dari pola makan sehat, seimbang, dan menyenangkan,” tulis pernyataan Nestle dikutip Fajar Indonesia Network (FIN) dari web resminya, Selasa (8/6).
Namun, menurut Nestle, laporan media Financial Times yang mengungkap analisis produk Nestle tidak sehat hanya didasarkan pada setengah dari portofolio penjualan global.
“Kami merujuk pada beberapa artikel di media yang mempertanyakan profil gizi produk-produk Nestlé, yang didasarkan pada laporan media Financial Times. Laporan tersebut didasarkan pada analisis yang mencakup hanya sekitar setengah dari portofolio penjualan global produk-produk kami. Analisis itu tidak mencakup produk-produk gizi bayi/anak, gizi khusus, makanan hewan peliharaan, dan produk kopi,” terang Nestle.
Pihak Nestle meyakini, bahwa portofolio merek dan kategori produk-produknya berkontribusi secara positif untuk kesehatan dan keafiatan komunitas di seluruh dunia.
“Di Indonesia kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk persyaratan gizi, kualitas dan keamanan dari BPOM, serta peraturan Halal,” ujar Nestle.
Selain itu, pihaknya juga menjamin kualitas dan keamanan produk-produk untuk para konsumen. Mereka juga mengklaim, telah menambahkan bahan-bahan seperti serealia utuh, protein, serat dan mikronutrien (zat gizi mikro) serta mengurangi gula, garam, lemak jenuh dan kalori pada produk-produk kami yang ada saat ini.
“Pada 2020, Kami juga telah mendistribusikan 4,5 miliar sajian mikronutrien (zat gizi mikro) melalui produk-produk bergizi kami di Indonesia dengan harga yang terjangkau, dan sejak 2017 kami telah berhasil mengurangi kandungan gula pada produk-produk kami sebesar 28%,” imbuh Nestle.
Saat ini, perusahaan memiliki proyek internal untuk memperbarui standar gizi. Perusahaan akan selalu memastikan produk-produknya dapat memenuhi gizi dan mendukung pola makan masyarakat yang seimbang.
“Sebagai bagian dari kegiatan bisnis kami, Nestlé senantiasa melakukan penilaian terhadap portofolio produk kami dan merenovasi serta memformulasi ulang produk-produk kami,” ungkap Nestle.
Nestle sudah mengurangi gula dan garam pada produknya dalam dua dekade terakhir. Perusahaan juga sudah meluncurkan ribuan produk untuk anak-anak dan keluarga yang memenuhi standar gizi eksternal yang ketat.
“Upaya-upaya kami ini dibangun di atas fondasi kerja yang kuat selama beberapa dekade untuk meningkatkan kualitas gizi produk-produk kami. Contohnya, kami telah mengurangi gula dan garam pada produk-produk kami secara signifikan dalam dua dekade terakhir,” tutur Nestle.
Selain itu, pihaknya menyatakan, bahwa telah menambahkan produk-produk bergizi ke dalam portofolio Nestlé Health Science dan telah meluncurkan berbagai macam makanan dan minuman nabati, yang memperkuat pertumbuhan bisnis kami.
“Tujuan kami tidak berubah dan jelas, bahwa kami akan terus membuat produk-produk kami menjadi lebih enak dan lebih sehat. Dan saat kami melakukannya, kami akan mengkomunikasikannya secara transparan,” pungkasnya. (fin)