CIREBON - Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) diselenggarakan secara virtual, kemarin (29/6). Bertempat di ruang Adipura, hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSI didampingi istri Madyawati SH, Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs Sutisna MSi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Suwarso Budi Winarno, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Dra Santi Rahayu MSi, Kepala Dinas Pendidikan DR Irawan Wahyono MPd, serta para camat.
Agus Mulyadi mengatakan, angka stunting atau gagal tumbuh anak akibat kekurangan gizi di Kota Cirebon, di bawah rata-rata nasional. Namun demikian, kata dia, sejumlah kelurahan tetap harus diintervensi. Gus Mul –sapaan Agus Mulyadi- membeberkan, angka stunting untuk Kota Cirebon hingga Agustus 2020 ada di 13,6 persen dari jumlah balita. Sedangkan untuk angka stunting secara nasional, berdasarkan pencatatan 2019, mencapai 27,76 persen.
Masih kata sekda, sejumlah kelurahan tercatat memiliki angka balita stunting di bawah satu digit. Yaitu Kelurahan Drajat, Harjamukti, Pekiringan, Sunyaragi, Kesenden dan Kesambi. Tapi, ada juga kelurahan yang angka balita stunting di atas rata-rata. Di antaranya tersebar di Kelurahan Karyamulya, Sukapura, Kebon Baru, Panjunan, Kasepuhan, Kejaksan, Pegambiran, Argasunya, Lemahwungkuk, Pekalipan, dan Kecapi.
Untuk kelurahan yang angka balita stunting-nya masih di atas rata-rata, menurut sekda, akan dilakukan intervensi. Targetnya dapat menurunkan angka balita yang menderita stunting.
Kepala DPPKB, Suwarso Budi Winarno mengatakan, permasalahan stunting tidak selalu masyarakat ekonomi lemah. Tapi, di masyarakat perkotaan yang ekonominya maju, permasalahan stunting lebih pada intervensi gizi. Seperti pemberian asi secara eksklusif.
Untuk itu, setiap keluarga, kata Budi, harus memperhatikan dan mengoptimalkan 1.000 hari pertama kehidupan. Selama kurun waktu tersebut, intervensi gizi penting dilakukan agar pertumbuhan anak bisa optimal. “1.000 hari pertama bayi itu merupakan masa terbentuknya otak,” ujar Budi.
Dengan memberikan intervensi gizi di 1.000 hari kehidupan, akan menciptakan generasi unggul dan berkualitas.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, Harganas ke-28 jadi refleksi negara dalam membangun keluarga. Harganas dalam situasi pandemi Covid-19 bisa dilaksanakan secara tertib. BKKBN diberikan mandat mewujudkan keluarga berkualitas. Ibu hamil harus screening, sehingga dalam keadaan sehat dan melahirkan, bayi tidak stunting, dengan mengawal 1.000 hari kehidupan anak.
Wapres KH Ma’ruf Amin pada peringatan Harganas 2021 secara virtual menyampaikan, keluarga merupakan unit terkecil tapi memiliki peran yang sangat besar. Menurut Maruf Amin, keluarga memiliki delapan fungsi, mulai dari fungsi agama, sosial budaya, cintah kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan. Pada kesempatan tersebut, Maruf Amin meluncurkan program vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil, anak usia 12 tahun hingga 19 tahun. (abd)