Pedagang Tahu Keliling Unjuk Rasa

Selasa 10-09-2013,13:42 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

*** Tuntut Pemerintah Stabilkan Harga Kedelai INDRAMAYU - Setelah aksi mogok dilakukan oleh para produsen bersama perajin tempe dan tahu, kali ini para pedagang tahu keliling di Kabupaten Indramayu turut melakukan aksi serupa, Senin (9/9). Mereka menggelar aksi unjuk rasa di lokasi pabrik tahu yang berhenti berproduksi menyusul tingginya harga kedelai itu. Dalam orasi yang disuarakan di salah satu halaman pabrik di Desa Dukuh, Kecamatan Indramayu itu, mereka medesak pemerintah untuk secepatnya mengambil langkah nyata menstabilkan harga bahan baku berupa kedelai yang setiap hari terus mengalami kenaikan. Gerobak dagangan yang biasanya mereka bawa untuk menjajakan tahu keliling, kali ini hanya bisa diparkir di halaman pabrik lantaran tidak ada yang harus mereka jajakan. Selain para pedagang yang menggelar aksi unjuk rasa tersebut, anak dan istri mereka turut serta dengan membawa peralatan menggoreng yang selama ini digunakan untuk berdagang tahu goreng keliling. Kenaikan harga kedelai, juga turut dirasakan dampaknya oleh para pedagang tahu keliling. Dengan berhenti beroperasinya pabrik-pabrik tahu itu, maka secara otomatis usaha berdagang tahu keliling juga terancam gulung tikar. “Pemerintah harus bertanggung jawab untuk mengatasi persoalan ini. Dengan kenaikan harga kedelai yang terus terjadi ini, membuat kami juga berhenti bekerja,” ujar Sukanda, salah seorang pedagang tahu keliling yang turut serta dalam aksi unjuk rasa. Sementara itu, para produsen tahu dan tempe hanya bisa mengaku pasrah dengan kondisi mereka yang seolah sedang berada di ujung tanduk. Pasalnya, harga kedelai yang sangat mahal itu tidak sebanding dengan harga jual tahu dan tempe di pasaran. Bila biasanya setiap pabrik mampu mengolah empat kuintal kedelai untuk dibuat menjadi tahu, namun sejak harga kedelai terus meroket produsen tahu hanya mampu mengolah satu kuintal kedelai saja dalam setiap harinya. “Saat ini, harga kedelai telah mencapai Rp10.000 per kilogram. Sebelumnya, pada kondisi normal harga kedelai hanya pada kisaran Rp7.500 hingga Rp8.000 per kilogram. Dengan harga yang semakin membumbung tinggi itu, jelas kami tidak bisa berproduksi sama sekali,” keluh Eno, salah seorang produsen tahu. Sebelum mogok produksi dilakukan, harga tahu yang diproduksinya berkisar antara Rp250 hingga Rp500 per potong. Dengan tingginya harga kedelai, maka jelas harga tahu buatannya tidak cukup untuk mengembalikan modal. Sehingga para produsen lebih memilih untuk mogok berproduksi. (cip)   FOTO: CIPYADI/RADAR INDRAMAYU

Tags :
Kategori :

Terkait