Media di negara tetangga melaporkan memang terjadi beberapa kasus penjarahan, tapi hanya minor.
Sikap Presiden Gani sendiri mendukung peralihan yang damai itu. Di satu pihak, Gani memang dianggap pengecut. Tapi Gani sendiri berdalih, ia meninggalkan negeri itu agar tidak terjadi pertumpahan darah.
Para pejuang Taliban itu masuk Kabul memang bersenjata. Ketika mereka memasuki Istana juga dengan senjata lengkap. Tapi mereka hanya mengagumi kehebatan fasilitas di istana itu.
Mereka pun mencoba seluruh sofa yang ada di Istana. Duduk-duduk di situ. Dengan gaya duduk pejuang –sejenak mereka, tanpa aturan protokol Istana.
Sebagian lagi pergi ke gym milik Istana. Para pejuang itu terlihat mencoba alat-alat olahraga di gym itu. Sambil tetap mencangklong senjata.
Mereka menduduki Istana dengan damai. Mereka menjadi penguasa baru. Mereka berjanji akan membentuk pemerintahan inklusi –melibatkan kelompok lain. Mereka juga berjanji menghormati wanita. Mereka ingin Afghanistan maju di tangan bangsa sendiri.
Tiongkok kelihatannya sudah siap untuk digandeng. Keduanya memang berbatasan di salah satu sudut sempit pegunungan mereka.
Amerika sudah tahu semua itu.
Tiongkok juga sudah tahu semua itu. (dahlan iskan)