Jambrong dengan sengaja tidak menangkapnya hingga jatuh ke kasur dan terpental ke lantai.
Posisi APP saat terhempas di lantai dalam posisi tengkurap sehingga kepalanya terbentur lantai dengan keras.
Dicekik
Mengetahui hal itu, Jambrong mengangkat tubuh anaknya dan mengelap darah yang keluar dari mulut anaknya.
Selain itu, tubuh APP juga kejang-kejang dengan mata melotot. Karena kesakitan, APP pun menangis dengan keras.
Tak mau tangisan anaknya didengar tetangga, Jambrong pun dengan teganya mencekik leher anaknya sendiri.
Saat itu, APP dalam posisi terlentang dengan kepala yang terbentur tembok.
APP sejatinya sempat dilarikan ke rumah sakit oleh keluarga, namun nyawanya tak tertolong.
Kepada keluarga, Jambrong menyatakan bahwa anaknya itu jatuh dari tempat tidur dan dipercaya oleh istri dan keluarganya.
Sehingga jenazah korban langsung dikebumikan.
Kasus tersebut pun baru dilaporkan ke Polres Semarang pada Selasa (27/7) atau sekitar dua minggu setelah korban dimakamkan.
“Pelapornya ibu korban karena merasa janggal dengan kematian anaknya,” ungkap Ari Wibowo.
Demi kepentingan penyelidikan, polisi akhirnya membongkar makam APP untuk dilakukan otopsi.
Hasilnya, diketahui APP meninggal dunia akibat benturan di kepala dan terdapat bekas cekikan di leher.
Pengakuan
Sementara, Adi Cahyono Kepada penyidik pun mengakui semua perbuatannya.
Kepada polisi, Jambrong mengaku jengkel kepada istrinya yang kerap meninggalkannya saat mendatangi rumah kontrakan dengan alasan bekerja.
Kejengkelannya ditambah anaknya yang menolak saat disuapi telur asin.