KUNINGAN - Warga Desa/Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, mewakili Jawa Barat menciptakan alat pembuat kopi luwak tanpa luwak. Sehingga kopi fermentasi itu, tak perlu lagi menggunakan hewan luwak.
Suparjo akan mengikuti lomba inovasi teknologi tepat guna di tingkat nasional. Karya buatannya, masuk dalam 10 besar peserta Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna yang diadakan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transigrasi (Kemendes PDTT).
Dia telah mempresentasikan temuannya tersebut di hadapan dewan juri dalam penilaian secara virtual di Hotel Horison Sangkan Aqua Park, Kamis (9/9/2021).
Kepada dewan juri, Oleh –sapaan akrabnya- meyakinkan dengan alat buatannya tersebut bisa menghasilkan kopi dengan cita rasa yang mendekati sempurna.
Meski tanpa lagi memanfaatkan binatang luwak. Dengan cara gabah kopi difermentasikan di dalam wadah ember kreasinya. Kemudian ditambahkan formula khusus buatannya.
Setelah tujuh hari proses fermentasi, kopi buatan Oleh pun siap digiling dan dikonsumsi.
\"Jika kopi luwak asli difermentasi secara alami di dalam perut luwak, namun dengan teknologi ini gabah kopi difermentasi menggunakan alat fermentor sederhana yang saya buat dari ember plastik,” tuturnya.
Kemudian untuk proses fermentasi tersebut cukup menambahkan formula khusus yang dibuat dari hasil pengembangan bakteri yang terdapat pada kopi luwak asli dan diperbanyak.
Dengan menggunakan teknologi ini, kata Oleh, dirinya bisa memproduksi kopi dalam jumlah banyak namun dengan harga jual yang lebih murah dibanding kopi luwak pada umumnya.
Dikatakan, harga kopi luwak asli saat ini dijual dengan harga di kisaran Rp1,5-2 juta per kilogram, namun dengan teknologi ini dia bisa menjual dengan harga Rp750 ribu saja.
\"Ini merupakan potensi bisnis yang sangat bagus bagi para pelaku usaha milenial. Tanpa repot lagi memelihara atau berburu feses luwak di hutan, kita bisa membuatnya dengan cara yang sederhana. Tapi kualitas tidak kalah dengan yang asli,\" bebernya.
Kepala DPMD Kabupaten Kuningan Dudi Pahrudin mengaku sudah merasakan sendiri kopi buatan Oleh.
Ternyata benar punya cita rasa yang sangat mirip. Bahkan, kopi ini sudah dilakukan uji lab di Jember dan hasilnya pun ternyata sama persis.
Dudi pun berharap, teknologi pembuat kopi luwak tanpa luwak hasil karya Oleh tersebut bisa lolos menjadi juara di tingkat nasional.
Kemudian, lanjutnya, alat fermentor kopi luwak buatan Oleh ini ke depan bisa semakin berkembang dan banyak digunakan oleh masyarakat luas. (fik)