\"Citarum menjadi contoh yang vital mewakili Jawa Barat dan nasional, baru ada kali ini proyek sungai yang menjadi perpres, \" ujar Saleh.
Dalam kunjungan tersebut, mereka ingin melihat secara langsung di lapangan isu-isu di Citarum agar bisa menjadi pembelajaran bagi provinsi lain dan bisa menginspirasi.
\"Jabar dapat mengajukan proyek Citarum dan melihat dari sini bisa diajukan proposal kepada GIZ Jerman yang terdapat dana hibah 4,4 juta euro untuk feasibility study (FS) atau uji kelayakan di empat provinsi priortas tersebut itu tujuan kami kesini,\" ucapnya.
Dikatakan Saleh, empat provinsi itu dipilih dengan beberapa kriteria. Salah satunya adalah daerah yang dinilai memiliki komitmen penerapan infrastruktur hijau. Masing-masing daerah itu cukup kuat untuk merealisasikan proyek jika direpresentasikan di tempat tersebut.
“Memang pada dasarnya bersaing mana yang paling layak yang nanti pada akhirnya diberikan pinjaman bersubsidi. Mulai dari sikap pemerintahnya, penyusunan proposal apakah bankable, tingkat kekritisannya, seperti Citarum ini kan banyak yang memanfaatkan dan sempat dicap sebagai sungai terburuk di dunia tapi saat ini sudah mulai membaik setelah ditangani,” ungkap Saeh.
Dengan pembiayaan inovatif ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tidak perlu lagi mengandalkan APBD yang notabene saat ini sedang memprioritaskan penanganan pandemi Covid-19. (jun)
Baca juga:
- Jerman Kembangkan Infrastruktur Hijau
- Pemkab Cirebon dan Kuningan Bertemu, Bahas Infrastruktur hingga Banjir