Keberhasilan Penanganan DAS Citarum Dipresentasikan Dalam KTT COP26 Glasgow

Rabu 03-11-2021,15:45 WIB
Reporter : Junaedi
Editor : Junaedi

GLASGOW - Sebelum disentuh oleh kolaborasi dari berbagai pihak, Sungai Citarum pada tahun 2018 sempat dinobatkan sebagai sungai terkotor dunia. Pasalnya, tingkat pencemarannya dan efek kerusakan lingkungannya sangat tinggi.

Namun, dengan intervensi pemerintah pusat,  pemerintah daerah, TNI dan Polri, kondisi Citarum berangsur membaik.

Atas pencapaian tersebut, Komandan Satuan Tugas Citarum Harum, Ridwan Kamil yang  ditunjuk Pemerintah Pusat untuk mengoordinasi pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dan mendapat kesempatan menyampaikan capaian tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26 yang digelar di Venue Indonesia Pavilion at COP 26 - UNFCCC, Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11).

Pada event tersebut, Ridwan Kamil yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, menjadi salah satu panelis dalam dialog yang bertema “Panel Dialogue: Scaling Up Governance and Collaborative Actions In Combinating Marine Plastic Litter Towards Climate Actions In Indonesia.” bersama Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI Luhut B Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup Denmark Leu Wermelin, Direktur Kerja Sama Internasional dan Infrastruktur Berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang Ryuzo Sugimoto.

Perlu diketahui, pemulihan Sungai Citarum penting diketahui dunia, bukan hanya karena statusnya sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat.

Tapi, Sungai Citarum yang memiliki panjang 270 kilometer itu telah turun temurun menjadi sumber kehidupan bagi 18 juta warga di 13 kabupaten/kota yang dilintasi Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai ini juga vital bagi kemakmuran 682.227 hektar lahan di 1.454 desa.

Pada pengukuran kualitas air 2018 menunjukkan Citarum dalam kondisi cemar berat setara Indeks Kualitas Air (IKA) 33,43 poin.

2

Namun, angkanya terus membaik sejak 2020-2021 dan masuk kategori cemar ringan dengan IKA 55 poin.

Ridwan Kamil mengungkapkan, target awal sebetulnya kualitas air Sungai Citarum cemar sedang tapi kini bisa menjadi cemar ringan.

Mutu air Citarum juga sudah masuk dalam kelas dua, di mana memungkinkan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan, mengairi tanaman atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama.

Selain itu, ada 26.231,24 hektar lahan kritis di sepanjang aliran DAS Citarum yang telah dihijaukan. Angka ini, diatas dari target 2021 yang hanya 15.516,99 hektar. Target 2025 ada 80.174,99 lahan dihijaukan. Kemudian pengelolaan sampah juga sudah mencapai 2.700 ton per hari.

Kemudian penanganan keramba jaring apung sudah melebihi target yakni dari 28.234 unit namun bisa mencapai 33.868 unit.

Untuk pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, luas volume dan genangan air yang sudah dibereskan mencapai 90 persen dari target 70 persen.

Dari sisi penegakan hukum, ada 131 kasus pengaduan. Dari jumlah tersebut 15 di antaranya sudah diputus pengadilan pidana dan sanksi administrasi ada 70 kasus.

Dalam penanganan dan perbaikan DAS Citarum ini, satgas menggunakan prinsip yang sama seperti penanganan Covid-19 yakni teori pentaheliks: akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintahan, dan media. Dengan adanya program Citarum Harum, penanganan Sungai Citarum menurutnya berjalan lebih optimal.

Tags :
Kategori :

Terkait