Dirut Mutasi

Selasa 07-12-2021,08:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Dari latar belakang itu terasa bahwa PLN akan ditransformasikan ke era baru green energy. Ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan Presiden Jokowi di Istana itu.

Dalam transformasi itu PLN –yang kini punya utang lebih dari Rp 400 triliun– punya problem berat.

Di satu pihak PLN harus menurunkan biaya –agar lebih efisien untuk bisa membayar utang.

Di lain pihak, green energy itu masih mahal. Untuk ke green energi secara drastis, PLN harus membeli listrik lebih mahal. Padahal belum tentu PLN bisa menaikkan tarif listrik sesuai dengan kenaikan harga beli.

Yang tersulit adalah ini: perilaku penggunaan listrik di Indonesia. Ketika solar cell menghasilkan listrik hijau, PLN tidak terlalu perlu listrik. Pemakaian listrik oleh masyarakat sangat rendah pada jam 09.00 sampai 15.00.

Ketika PLN sangat perlu listrik (jam 16.00 sampai 23.00) tenaga surya tidak bisa menghasilkan listrik.

Maka PLN harus membeli listrik lebih mahal justru di saat tidak perlu listrik.

Memang PLN sudah mulai punya program \'\'menjual listrik hijau ke konsumen pro listrik hijau\'\' dengan \'\'tarif hijau\'\'.

Ke depan memang mulai ada perusahaan yang tidak mau menggunakan listrik yang berasal dari BBM atau batu bara. Perusahaan itu akan mempromosikan produk mereka sebagai \'\'produk hijau\'\'. Yang harganya bisa lebih mahal. Yang konsumennya bisa lebih fanatik.

PLN sekarang sudah punya sekitar 10.000 MW \'\'listrik hijau\'\'. Yakni listrik yang berasal dari geotermal dan PLTA. Ditambah sedikit dari solar cell dan tenaga angin.

Listrik hijau\'\' itulah yang sedang ditawarkan ke \'\'perusahaan hijau\'\': langkah yang kreatif. Padahal, dalam praktik, listrik itu dari mana pun sumbernya menyatu dulu di transmisi.

Utang tinggi ditambah biaya yang akan lebih tinggi memerlukan kecerdasan tertinggi.

Darmawan kini menghadapi birokrasi korporasi BUMN yang tingkat kenjlimetannya juga sangat tinggi. (Dahlan Iskan)

*Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Baca juga:

Tags :
Kategori :

Terkait