Kesusahan Jadi Sutradara

Selasa 16-11-2010,06:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MARSHA Timothy sudah bosan menjual tampang dan akting. Kini, Marsha coba meniti karir yang lebih serius, menjadi sutradara. “Nggak tahu ya, aku ngerasa profesi ini (sutradara) beda banget sama apa yang udah pernah aku jalanin sebelumnya. Makanya enjoy banget ngejalaninnya,” ucap Marsha saat dijumpai. Diakuinya, menjadi sutradara bukanlah pekerjaan yang gampang. Konsentrasi tinggi dan kemauan keras, kata dia, jadi syarat wajib bagi seseorang yang ingin menggeluti profesi tersebut. “Nggak gampang jadi sutradara, itu benar-benar pekerjaan yang susah. Aku ngerasa beruntung bisa mengenal sisi lain dari proses pembuatan film dan jadi sutradara itu salah satu yang terberat,” tambah dia. Beruntung, Marsha selalu mendapat dukungan dari sang kekasih, Fachri Albar soal profesi barunya itu. Meski terbilang baru sebagai sutradara, Marsha tetap berusaha untuk memberikan kualitas yang baik dalam setiap film yang dibuatnya. “Bikin film itu kan nggak gampang ya, meski film pendek sekalipun pasti ada kerumitan yang berbeda. Biasanya aku suka ngomong sama Ai (panggilan Fachri) kalau lagi butuh masukan, untungnya dia selalu men-support,” curhatnya. Selain dukungan pacar, bintang Pintu Terlarang itu juga selalu meminta masukan dari rekan-rekannya di lokasi syuting. Termasuk berguru pada sutradara senior sekelas Garin Nugroho. “Untungnya Mas Garin dan semua kru film yang terlibat sangat membantu, aku benar-benar bersyukur bisa kerja bareng mereka, jadi banyak ilmu yang bisa diambil,”  tutupnya. (gie)

Tags :
Kategori :

Terkait