PDAM: Ini Pengaruh Kemarau, Opang Minta Para Pelanggan Bersabar

Sabtu 19-10-2013,12:25 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KEJAKSAN– Alasan klasik (musim kemarau, red) kembali dilontarkan jajaran manajemen PDAM Kota Cirebon soal buruknya pelayanan air bersih kepada pelanggan. Debit air yang berkurang disebut-sebut karena pengaruh cuaca menjelang kemarau. Kemarau membuat sumber air di Kabupaten Kuningan mengalami penurunan. Hal ini dikatakan Direktur Teknik PDAM Kota Cirebon H Hendra Yogiyasa ST MM. Dia menjelaskan, pengaruh musim kemarau sudah mulai terasa pada penurunan debit air di Kuningan. PDAM Kota Cirebon mengetahui persoalan ini karena sudah menjadi agenda tahunan. Mengatasi kelangkaan air bagi para pelanggan di Kota Cirebon, tambah Hendra, pihaknya melakukan berbagai upaya. “Kami terus bekerja dan berupaya maksimal. Salah satu solusinya program SPAM di 2014 nanti,” terangnya saat dijumpai, Jumat (18/10). Program tersebut, hingga saat ini masih dalam pengembangan. Hendra mengatakan, untuk melakukan perbaikan secara mendasar dan menyeluruh terhadap sistem penyediaan air minum, membutuhkan dana tidak sedikit. “Kami sedang berupaya secara simultan dan berkesinambungan,” terangnya. Menurutnya, program pengembangan SPAM tidak dapat dilakukan secara bertahap. Sebab, hal ini harus dilakukan dalam satu waktu dan satu kegiatan. Sehingga, dana dihabiskan dalam satu pekerjaan dan tidak ada istilah menyicil. Program SPAM merupakan bentuk jawaban nyata PDAM Kota Cirebon terhadap kondisi alam yang terjadi. Selain menjelang musim kemarau, debit air di bulan lainnya mengalami penurunan karena perubahan iklim secara global. Semua itu, diantisipasi dengan pembangunan bak penampung raksasa atau reservoir di Plangon, Kabupaten Cirebon. Selain itu, perbaikan dan penggantian pipa distribusi utama, menjadi hal yang mutlak harus dilakukan oleh PDAM. “Ada keterbatasan sistem. PDAM sepakat untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem yang dimiliki,” tukasnya. Sementara Direktur Utama PDAM Kota Cirebon, Sopyan Satari SE MM meminta pelanggan PDAM di Kota Cirebon diharapkan memaklumi hal ini. Selain itu, untuk beberapa wilayah tertentu di Kota Cirebon, ada daerah yang memang tidak teraliri 24 jam dengan aliran air sedikit. Hal itu, karena beberapa faktor. Di antaranya, daerah terjauh dari sumber air Kuningan atau pipa distribusi belum ada perbaikan. “Daerah Pesisir, Argasunya, menjadi daerah terjauh. Ke depan, daerah itu akan dipasang pipa distribusi utama agar air mengalir 24 jam dengan deras,” terangnya kepada Radar, Jumat (18/10). Karena itu, pria yang akrab disapa Opang itu berharap agar masyarakat memaklumi dan mendukung program SPAM di tahun 2014. Salah satu bentuk dukungannya, dengan menyadari kenaikan tarif secara periodic sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2006 tentang Penyesuaian Tarif Air Minum Se-Indonesia. Disebutkan, tarif air harus disesuaikan maksimal tiga tahun sekali mengalami kenaikan. Untuk Kota Cirebon, lanjutnya, setelah 8 tahun terakhir baru mengalami kenaikan. Itupun, dengan kenaikan yang seminimal mungkin. Opang menjelaskan, kenaikan tarif air PDAM menjadi suatu keharusan agar pelayanan kepada pelanggan dapat terjaga dengan baik. Sebab, dari pembayaran air minum tersebut, PDAM mempergunakannya untuk membayar pembelian air dari Kuningan dan biaya operasional pelayanan. Di samping itu, ujarnya, pembayaran air dari masyarakat digunakan untuk investasi dengan memperbaiki pipa dan pelayanan. “Kalau tarif tidak naik, pelayanan tidak dapat maksimal,” terangnya. Meski demikian, kenaikan tarif tidak dapat memperbaiki pelayanan secara menyeluruh. Sebab, kata Opang, butuh dana lebih besar untuk memperbaiki pelayanan maksimal melalui perbaikan pipa distribusi utama dan membangun bak penampung air. Karena itu, PDAM Kota Cirebon mengharapkan pengertian dan kesabaran pelanggan dalam persoalan yang ada. Sebab, pada prinsipnya PDAM berupaya maksimal mengatasi setiap persoalan dan mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadi. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait