Radarcirebon.com, CIREBON - Cicak kering yang diekspor dari Cirebon ke China dihargai cukup mahal, sebenarnya untuk apa? Apakah menjadi bahan makanan tau obat-obatan?
Cicak kering diekspor ke China, sebenarnya untuk apa? Ternyata hal tersebut terjawab dari penjelasan BKP2 Karantina Pertanian.
Rupanya, bahan ini sedang populer di China. Lantas, untuk apa cicak kering sesungguhnya? Di sana, kabarnya dijadikan obat tradisional.
Cicak kering juga dipercaya menjadi obat utuk asma, gatal, penyakit kulit, wasir hingga gangguan pencernaa. Bahkan kabarnya pengobatan kanker.
BACA JUGA:Tabligh Akbar Habib Luthfi di Kota Cirebon, Lokasi Parkir Ada di Tempat Ini
BACA JUGA:Kronologi Kopda Muslimin Ditemukan Tewas setelah Menenggak Racun, Masuk Kamar, Terjadilah
Manfaat lainnya adalah cicak kering juga dipakai untuk bahan kosmetik hingga pakan ternak dan ikan.
Karena itu, pertanyaan khalayak terkait cicak kering untuk apa sebenarnya telah terjawab. Dan ekspor komoditi ini juga salah satunya berasal dari Kabupaten Cirebon.
Salah satu yang melakoni bisnis ekspor cicak kering adalah Sugandi, warga Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon.
Sugandi yang memulai bisnis cicak kering sejak tahun 1996 ini memang biasa menerima cicak basah (yang baru diburu) sebagian besar dari pengepul. Sekitar Cirebon. Nyaris setiap hari.
BACA JUGA:Korban Kecelakaan di Klayan Cirebon, Dirut RSD Gunung Jati: Beliau Orang Baik
BACA JUGA:Kopda Muslimin Minum Racun, sebelum Tewas Minta Maaf ke Orang Tua
Selebihnya, dipasok dari luar kota. Seperti Indramayu hingga Karawang. Satu kilogram cicak basah dihargai Rp52 ribu. Sugandi mengaku pernah melihat di siaran televisi bahwa produk cicak keringnya dijajakan di pasar di China.
Ketika sudah melalui proses pengeringan dan siap edar dijual Rp380 ribu/kilogram untuk grade A. Grade B Rp280 ribu. Grade A tubuh cicak utuh.
Dari kepala sampai ekor. Posturnya pun memanjang lurus. Sedangkan grade B, lebih kecil dan ekornya putus. Biasanya karena memproteksi diri ketika diburu.