Bersumber pada catatan tertulis tersebut, Syarif Hidayatullah bersama Ong Tien dan putra angkatnya kemudian berangkat menuju Kajene.
BACA JUGA:3.668 Pesilat Jawa Barat Catat Rekor MURI, Uu Ruzhanul Ulum: Pencak Silat Topang Indonesia Emas 2045
BACA JUGA:Infinix Keluarkan Hot 12 Pro, HP dengan RAM dan ROM Lebar, Tapi Harga Tipis
Kajene adalah nama dari Kuningan yang telah diubah. Pada saat itu yang menjalankan pemerintahan Kajene adalah pangeran Aria Kamuning yang menganut agama Hindu.
Kemudian Pangeran Arya Kamuning juga juga bersedia masuk agama Islam. Sang Adipati lantas dipercayakan kepada pangeran Aria Kamuning untuk dididik dengan baik.
Selama Sang Adipati belum dewasa, Pangeran Aria Kamuning ditunjuk oleh Sunan Gunung Jati sebagai kepala pemerintahan perwalian di Kajene dibawah Kerajaan Cirebon.
Setelah Sang Adipati dewasa, tepatnya pada tanggal 1 September 1498 M, Sang Adipati dinobatkan menjadi kepala pemerintahan Kajene yang bergelar Sang Adipati Kuningan.
BACA JUGA:Suharso Monoarfa Dilaporkan Pecinta Kiai Nusantara ke Bareskrim Polri
BACA JUGA:Ferdy Sambo Resmi Dipecat dari Polri, Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J Ini Ajukan Banding
Dengan berdirinya negara atau Kerajaan Kuningan di bawah Sang Adipati Kuningan, sejak tanggal penobatannya daerah yang semula bernama Kajene di kembalikan lagi ke nama aslinya yaitu ‘’Kuningan”.
Sejak saat itulah tanggal 1 September ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Kuningan dan kisah tersebut menjadi latar belakang sejarah.