Radarcirebon.com, CIREBON - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Edial Sanif SpJP FIHA FAsCC FICA mengimbau agar dokter di Kota Cirebon sementara dilarang beri resep obat sirup.
Menurut Edial, untuk sementara ini agar dokter mengikuti apa yang dianjurkan pemerintah, yakni sementara ini dilarang beri resep obat sirup.
Kendati demikian, menurut dr Edial, obat sirup yang dilarang sementara bukan solusi. Yang terpenting adalah edukasi terhadap masyarakat.
"Yang penting mensosialisasikan lagi kepada masyarakat, kalau berobat ya ke dokter. Dokter akan memberikan dosis yang tepat," jelasnya.
BACA JUGA:Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol, Ini Daftarnya, Mohon Waspada
BACA JUGA:1 Anak di Cianjur Mengalami Gagal Ginjal Akut, Total 10 di Jawa Barat
Imbauan ini, kata Edial, agar masyarakat tidak mengalami permasalahan atau efek samping karena obat. Sebab, dokter yang mengetahui dosis yang tepat.
"Apapun obatnya, banyak yang mengganggu fungsi ginjal. Ada beberapa antibiotik yang mengganggu fungsi ginjal, tetapi kalau diberikan oleh dokter, dosisnya jelas," tuturnya.
Tetapi, kata dia, yang terjadi adalah masyarakat membeli obat langsung di luar. Padahal, itu berisiko. Misalnya, membeli obat asam urat, di mana-mana ada. Padahal, sangat berbahaya pada ginjal.
Terkait dengan kekhawatiran sirup paracetamol yang menjadi pemicu gagal ginjal akut, dr Edial menjelaskan, obat ini justru sebenarnya paling ringan dampaknya pada ginjal.
BACA JUGA:Wagub Jabar: Inovasi Teknologi Tepat Guna Untuk Tingkatkan Produktivitas Pangan
BACA JUGA:GOW Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
"Banyak obat penurun panas lain yang lebih berisiko. Intinya yang ingin saya sampaikan, masyarakat kembali berobat kepada dokter," tandasnya.
Semua obat, kata dia, bisa berdampak pada ginjal. Karena itu, solusi terbaik adalah berobat kepada dokter, sehingga mendapatkan resep yang tepat.
Terkait dengan dokter di Cirebon yang dilarang beri resep obat sirup, Edial menambahkan, sementara ini memang tidak diberikan. Sebab, hal tersebut telah diinstruksikan oleh menteri kesehatan.
"Perlu sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak sembarangan membeli obat. Bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga dewasa. Sekarang ini banyak loh yang gagal ginjal padahal masih muda," tuturnya.