Radarcirebon.com, JAKARTA - Ketidakhadiran Vladimir Putin dalam ke acara G20 lantaran pihak Rusia mendeteksi rencana pembunuhan terhadap dirinya di Bali.
Sehingga Putin memastikan untuk tak akan datang ke acara yanag digelar pada 15-16 November 2022.
Putin khawatir akan menjadi target pembunuhan dalam pertemuan para pemimpin dunia itu.
Ketidakhadiran Putin dipastikan eks penasihat keamanan Putin, Sergey Lavrov, seperti dikutip Daily Mail.
BACA JUGA:Demi Menutupi Kebutuhan Ekonomi, Jessica Iskandar Siap Lakukan Apapun Termasuk Ini..
Sergey mengungkapkan, Putin memilih tak hadir lantaran menjadi target pembunuhan dari dinas rahasia AS, Inggris, dan Ukraina.
Selain itu, kata Sergey, ada upaya untuk mempermalukan Putin dalam pertemuan tersebut.
“Saya yakin situasi seperti ini sedang direncanakan oleh beberapa orang Barat yang benar-benar gila,” kata Sergey.
Meski demikian, Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menyampaikan, Putin direncanakan hadir secara virtual.
"Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov akan memimpin delegasi Rusia ke KTT G20," tutur Yulia Tomskaya, kepala Protokol Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia.
Ketua Bidang Penyelenggaraan Acara G20 sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menghormati keputusan Rusia.
"Mereka (Rusia) sepertinya akan virtual ya. Kita lihat, deh," kata Luhut usai menghadiri Net Zero Summit 2022 yang merupakan rangkaian acara B20 Summit, di Nusa Dua, Bali.
Awal pekan lalu, Presiden Jokowi sudah berbicara dengan Putin lewat sambungan telepon.
BACA JUGA:Polisi Mengungkap Penyebab Kematian Satu Keluarga di Rumah Kalideres Jakarta Barat
Ketika itu, Jokowi bilang, Putin belum bisa memastikan kehadirannya.
Hingga kemarin, tercatat 17 kepala negara terkonfirmasi akan menghadiri puncak KTT G20 di Bali.
Dua di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.
Adapun sejumlah kepala negara lainnya yang terkonfirmasi akan hadir di perhelatan akbar secara langsung lainnya adalah Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini, bisa memahami alasan ketidakhadiran Putin di KTT G20.
Menurut dia, Putin sebenarnya ingin hadir. Hal itu terlihat dengan mengirimkan delegasi tingkat tingginya.
Hanya saja, kondisinya sepertinya berbeda. Anggota KTT G20 kebanyakan adalah musuh Rusia.
"Sehingga faktor keamanannya akan sangat ketat," kata Connie.
Menurut dia, ketidakhadiran Putin tidak mempengaruhi hubungan diplomatik Indonesia-Rusia. Putin menyebut, Indonesia sebagai saudara dekat. (jun)