Radarcirebon.com, BANDUNG – Carut marut Porprov Jabar 2022 terus menjadi perbincangan publik Jawa Barat.
Tidak sedikit yang kecewa dengan pelaksanaan Porprov Jabar 2022 yang berlangsung di sembilan daerah tersebut.
Sejumlah masalah timbul pada Porprov Jabar 2022 sudah sejak sebelum dilaksanakannya pertandingan cabang olahraga.
Kebanyak, masalah itu terungkap dalam technical meeting yang dilaksanakan sehari sebelum pertandingan.
Sebagian besar daerah merasa kecewa dengan terbitnya SK 134 Tahun 2022 yang dikeluarkan KONI Jawa Barat pada tanggal 18 Oktober 2022.
BACA JUGA:Porprov Jabar 2022: Gulat Tambah 2 Emas, Perolehan Medali Kota Cirebon Terus Bertambah
Keberadaan SK tersebut dinilai merugikan lantaran dijadikan tameng oleh beberapa daerah yang menurunkan atlet “siluman”.
Disebut atlet “siluman” sebab bertanding di babak utama tanpa mengikuti babak kualifikasi (BK) atau bahkan tidak menjalani proses mutasi dengan benar.
Kekisruhan ini pun menyebabkan sejumlah technical delegate (TD) mengundurkan diri.
Salah satu yang banyak mendapatkan protes adalah kontingen Kota Bekasi. Antara lain dalam cabang olahraga gulat.
Kota Bekasi diduga memainkan atlet “siluman” pada cabang olahraga gulat Porprov Jabar 2022.
BACA JUGA:Porprov Jabar 2022 Disebut Banyak Atlet Siluman, Begini Respons Ketum KONI Jabar
BACA JUGA:UMK Jawa Barat 2023 Naik, Kota Cirebon Muncul Angka 13 Persen, Simak Penjelasan Disnaker
Belakangan diketahui, salah satu atlet gulat yang diturunkan Kota Bekasi bernama Sholli sebelumnya pernah memperkuat Kota Surabaya pada Porprov Jatim 2022, Juni hingga Juli 2022.
Yang diprotes adalah proses mutasinya. Sebab, kepindahan atlet dari Surabaya ke Bekasi kurang lebih baru enam bulan.