US CDC Keluarkan Travel Watch ke Bali

Sabtu 14-12-2013,11:04 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Pusat Pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat atau US CDC baru-baru ini mengeluarkan Travel Watch untuk warganya yang akan melakukan perjalanan ke Bali. Hal tersebut dilakukan oleh pihak US CDC setelah adanya outbreak penyakit campak yang diduga ditularkan oleh salah satu warganya, yang dilaporkan tertular campak saat berada di pulau dewata itu. Menanggapi peringatan tersebut, pihak Kementerian Kesehatan telah melakukan koordinasi dengan WHO, US CDC dan telah melakukan pengecekan ke lapangan. Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama pihaknya meminta agar pihak CDC memberikan hasil genotyping virus yg menginfeksi warga negaranya. \"Sehingga nanti bisa kita bandingkan dengan starin virus campak yang beredar di tempat-tempat yang dikunjungi di Indonesia, apakah memang sesuai,\" ujar Tjandra melalui pesan singkatnya kemarin. Sebagai catatan, lanjut dia, pihaknya memiliki mapping jenis virus campak apa saja yang ada di daerah-daerah di Indonesia. Dengan adanya strain tersebut, bisa dibuktikan apakah benar yang bersangkutan tertular virus campak itu di daerah Bali. \"Tapi kalau tidak sama jenis strainya maka artinya tertular di tempat lain,\" ungkapnya. Ia mengaku telah mengetahu adanya travel watch ini sejak 9 Desember 2013 ketika diunduh di website CDC. Tjandra menjelaskan bahwa dalam web tersebut, ada beberapa klasifikasi yang diberikan pada penyakit campak ini. Yaitu Level satu, Watch. Yaitu peringatan biasa yang bisa diambil tindakan pencegahan dan memiliki dampak terbatas bagi para traveler. Level dua, Alert,  peningkatan kewaspadaan bagi para traveler. Dan level tiga, Warning, agar para traveler menghindari perjalanan. \"Dan untuk Indonesia masuk pada level satu, sedangkan untuk level dua diberlakukan ke Jepang dan Polandia untuk Rubella,\" jelas dia. Sementara itu, mengenai hasil dari penyelidikan yang dilakukan oleh dinkes di Bali, diperoleh informasi bahwa turis tersebut selama di Bali tidak berkomunikasi atau kontak erat dengan para penderita campak. Selain itu, dari hasil investigasi petugas surveilans di beberapa Puskesmas yang mewilayahi tempat-tempat yang dikunjungi dan tempat menginap, tidak ada laporan terjadi kejadian luar biasa campak. \"Dari register puskesmas juga tidak ditemukan kasus demam dengan rash sepanjang September sampai dengan 17 Oktober 2013,\" ungkap dia. Sementara pihak CDC sendiri mengatakan bahwa outbreak yang ditularkan oleh warga negaranya itu terjadi setelah ia melakukan perjalanan ke Bali pada Agustus lalu dan tertular campak. Kendati demikian, Tjandra berjanji bahwa timnya akan terus melakukan pengamatan hal ini. Ia juga telah menginstruksikan secara langsung pada kepala Dinkes Bali untuk mengambil langkah dan melaporkan kalau ada kejadian unusual. (mia)

Tags :
Kategori :

Terkait