GARUT, RADARCIREBON.COM - Alkisah Raden Kian Santang pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji, dan membawa segunduk tanah dari Makkah untuk dibawa pulang ke Kerajaan Sunda.
Dalam perjalanan itu, tanah yang dibawa dari Makkah Raden Kian Santang berceceran atau berjatuhan di berbagai tempat atau sejumlah daerah yang dilalui dalam pengelanannya itu.
Bukan sembarang tanah dari Makkah, ternyata yang dibawa Raden Kian Santang memiliki karomah dan menjadikan tempat-tempat itu istimewa dan menjadi tempat lahir Wali Songo.
Kandidat Peneliti PMB LIPI di laman PMB Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Luthfi menyampaikan kisah ini pada tulisannya.
BACA JUGA:Wow! Inilah Lima Buah-buahan yang Punya Manfaat Bisa Meningkatkan Kualitas Kesuburan Pria
BACA JUGA:Mencari Korban di Kampung Cugenang, Tim SAR Gabungan Temukan 4 Jenazah yang Tertimbun Longsor
"Sepanjang perjalanan menyusuri Nusantara, tanah itu berceceran. Di setiap tempat tanah itu berceceran, lahir Wali Songo," tulis M Luthfi, yang dikutip radarcirebon.com.
Bahkan saat perjalanan menuju Gunung Suci di Garut, tanah yang dibawa ternyata bergoyang. Atau dalam bahasa Sunda ngagodeg.
Dari situlah lahir nama Godog muncul, dan menjadi nama dari Makam Godog yang diyakini di dalamnya terbaring jasad Kian Santang.
Di Makam Godog terdapat 9 makam, dan salah satunya adalah Raden Kian Santang. Sementara lainnya, adalah pengikut dan pengiringnya.
BACA JUGA:Pemerintah Targetkan Angkat 600 Ribu Guru Honorer Menjadi PPPK Hingga Akhir Tahun ini
BACA JUGA:Viral! Tenda Posko Bantuan Gempa Cianjur Milik Gereja Reformed Dirusak oleh Oknum Tak Dikenal
Hal itu terlihat dari susunan makam yang ditata sedemikian rupa, bahkan letaknya berurutan. Mulai dari pengiring pertama sampai ke delapan. "Makam Syekh Sunan Rohmat Suci ada di atas gunung. Ditutupi bangunan dan cungkup kain," tuturnya.
Nah di samping makam tersebut, ada ruangan yang diyakini menjadi tempat untuk menyimpan gundukan tanah yang dibawa dari Makkah.
Di Makam Godog juga dikenal tradisi terutama tanggal 10 sampai dengan 16 Maulud, biasa dilaksanakan ritual Lungsur Pusaka. Pengunjung juga ramai di momen itu.