Perubahan antroponimi merupakan hasil dari kajian dan penelitian yang dilakukan oleh FMIPA Unpad. Termasuk nama-nama baru yang kini muncul dan banyak dipakai masyarakat.
BACA JUGA:Jelang Piala AFF 2022, Egy Maulana Vikri: Satu Tujuan, Juara!
BACA JUGA:SMPN 2 Gempol Lestarikan Sodoran Sebagai Permainan Tradisional
Misalnya, Naura, Arsila, Keyla, Raffa, Rafka, Khanza, Aqila, Zahra, Keysa dan Aleska.
"Walaupun 80 persen dari 10 nama favorit masih dipakai, tapi penggunaannya sudah sangat turun. Jadi sekarang nama favorit itu justru mengambil dari budaya lain," ungkapnya.
Prof Atje berharap, generasi muda juga turut melestarikan Budaya Sunda dan hasil penelitian yang dilakukan dapat menjadi pemicu dari upaya pelestarian itu.
Selain nama, FMIPA Unpad juga mendorong untuk pengenalan kembali etnomatematika. Sebab, Budaya Sunda juga banyak istilah mengenai ukuran.
BACA JUGA:Gempa 5.2 Magnitudo Guncang Karangasem Bali, BMKG Himbau Begini
BACA JUGA:Inflasi Kota Cirebon, Sekda: Masih Aman
Hal itu, disampaikan oleh Prof Dr Budi Nurani Ruchjana dengan tiopik Pengenalan Etnomatematika dalam Budaya Sunda.
Budaya Sunda mengenal satuan ukur untuk panjang, misalnya sajeungkal, sadeupa dan lainnya. Sedangkan untuk ukuran volume atau isi, mengenal istilah sabukucuruk, satangtung, sabitis, salaput hulu dan lainnya.
Untuk satuwan waktu, Budaya Sunda juga mengenal istrilah wanci ngagayuh ka subuh, maktu carangcang tihang, waktu wanci pecat sawed, wanci rereuh budak dan lainnya.