Sejarah Desa Cilimus Kuningan: Jejak Ki Sacawana Bangsawan Cirebon Membangun Peradaban di Kaki Gunung
Ilustrasi tidak terkait langsung dengan sejarah dan asal usul Desa Cilimus di Kabupaten Kuningan. -Freepik.com-
RADARCIREBON.COM - Desa Cilimus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menyimpan kisah panjang yang berakar sejak masa kolonial Belanda awal abad ke-19.
Wilayah yang kini berkembang menjadi salah satu pusat aktivitas masyarakat di lereng Gunung Ciremai ini pernah menjadi saksi perjalanan tokoh penting bernama Ki Sacawana, sosok yang kemudian dikenal sebagai pendiri pemukiman Tarikolot dan cikal bakal Desa Cilimus.
Sejarah ini merekam bagaimana perubahan kekuasaan, perjuangan masyarakat Sunda, serta perjalanan seorang bangsawan muda yang memilih jalan hidup baru untuk mengabdi kepada rakyat.
Cerita yang diwariskan para sesepuh ini bukan hanya menandai lahirnya Cilimus, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya dan politik di masa kekuasaan Kesultanan Cirebon dan kolonial.
BACA JUGA:Asal Usul Desa Hulubanteng: Legenda Banteng Penjaga Istana dan Strategi Penaklukan Rajagaluh
Asal-Usul Nama Cilimus
Secara etimologis, Cilimus berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda, yakni cai yang berarti air, dan limus, buah sejenis mangga beraroma harum khas daerah Priangan.
Nama ini muncul karena di sepanjang aliran Sungai Cibacang tumbuh rimbun pohon limus yang menjadi ciri khas wilayah tersebut.
Sungai Cibacang sendiri berasal dari kata cai dan embacang, sebutan lain untuk buah limus.
BACA JUGA:Sejarah Desa: Asal Usul Desa Slangit Cirebon, Misteri Pohon Slangit dan Pantangan Menjual Nasi
Air sungai yang mengalir dari lereng Gunung Ciremai hingga ke timur membawa kesuburan dan mendukung kehidupan masyarakat pedukuhan awal yang menetap di kawasan yang kini dikenal sebagai Cilimus.
Menurut catatan sejarah lokal, pemukiman pertama berada di sebuah kampung bernama Tarikolot, yang kemudian menjadi pusat pemerintahan Pakuwon Cilimus. Pakuwon inilah yang menjadi embrio dari Desa Cilimus saat ini.
Cilimus di Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1817, setelah Inggris meninggalkan Nusantara, Belanda kembali mengambil alih kekuasaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


