Ok
Daya Motor

Sejarah Desa Trusmi: Jejak Leluhur, Arsitektur Kuno, dan Perkembangan Budaya Cirebon

Sejarah Desa Trusmi: Jejak Leluhur, Arsitektur Kuno, dan Perkembangan Budaya Cirebon

Gerbang masuk menuju kawasan Trusmi di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.-Seno Dwi Prianto-Radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Sejarah Desa Trusmi di Kabupaten Cirebon menyimpan kisah panjang mengenai asal-usul permukiman, perkembangan budaya, serta jejak tokoh penting yang membentuk karakter wilayah tersebut. 

Gambaran sejarah ini makin lengkap melalui sebuah penelitian akademik bertajuk “Studi Karakteristik Akulturasi Budaya dalam Arsitektur Rumah Tinggal dan Pola Tata Ruang di Desa Trusmi–Cirebon” yang dilakukan oleh tiga dosen muda dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Penelitian tersebut menggabungkan observasi lapangan, wawancara tokoh masyarakat, serta kajian sejumlah arsip sejarah.

Melalui pendekatan itu, terungkap bagaimana Desa Trusmi berkembang sejak masa awal Kesultanan Cirebon dan tetap bertahan sebagai desa yang memegang kuat warisan budaya leluhur.

BACA JUGA:Surat Terbuka untuk KDM, WS Korban Love Scam Warga Cirebon Keturunan Kamerun: Mohon Bantuannya Pak!

BACA JUGA:Felisa Louise Raih Medali Perunggu, Tunjukkan Tidak Hanya Unggul Akademik, Olah Raga Juga Unggul

Asal-usul Nama Trusmi dan Tokoh Pendiri

Desa Trusmi berada di Kecamatan Weru, sekitar lima kilometer dari pusat Kota Cirebon dan dekat jalur utama Cirebon–Bandung.

Nama Trusmi sendiri merujuk pada tokoh pendiri desa, yakni Buyut Trusmi. Dalam penuturan budaya setempat, sebutan “Buyut” digunakan untuk menyebut leluhur atau orang yang sangat dihormati.

Catatan sejarah Cirebon yang ditulis Sulendraningrat (1984) menyebut bahwa Trusmi berasal dari nama seorang Adipati atau Ki Gedeng pada masa awal berdirinya Kesultanan Cirebon sekitar 1469 M.

BACA JUGA:Viral Video Warga Kuningan Jadi Korban TPPO di Kamboja, Begini Langkah Pemkab

BACA JUGA:Festival Literasi 2025. Walikota: Literasi Tidak Akan Berhasil Tanpa Peran Aktif Keluarga

Nama ini juga dikaitkan dengan makna “terus” dan “semi”, yang secara simbolis menggambarkan “terus tumbuh” atau “berkembang”.

Dalam tradisi lisan masyarakat, Buyut Trusmi diyakini memiliki nama asli Walang Sungsang, salah satu putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait