RADARCIREBON.COM - Secara khusus, kelompok lansia menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah setiap orang yang telah berumur 60 tahun (ke atas), baik yang masih produktif (masih bekerja) maupun yang sudah tidak produktif. Mereka yang berusia 46-59 tahun pun sudah dianggap “mendekati” lansia, atau disebut “pralansia”.
Lansia merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang. Kenyataan saat ini setiap kali menyebut kata “Lansia” yang terbersit di benak kita adalah seseorang yang tidak berdaya dan memiliki banyak keluhan kesehatan.
Padahal lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subyek dalam pembangunan kesehatan. Pengalaman hidup, menempatkan lansia bukan hanya sebagai orang yang dituakan dan dihormati di lingkungannya, tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan memanfaatkan pengalaman yang sudah dimiliki dan diperkaya dengan pemberian pengetahuan kesehatan yang sesuai.
Menurut Riskesdas tahun 2007 Hipertensi dan Katarak menjadi persentase tertinggi penyakit yang dialami lansia.
BACA JUGA:Daftar Korban Kecelakaan di Gronggong Hari Ini, 1 Orang Meninggal Dunia, 9 Luka-luka
Tips menuju lansia sehat dan mandiri:
1. Hindari pola hidup tidak sehat
Perilaku tertentu yang telah berulangkali dilaksanakan, sehingga menjadi menetap dan rutin, sukar berubah (membudaya). Dilandasi oleh keyakinan yang kuat karena dorongan kebutuhan yang juga kuat dan sistem nilai yang kokoh sehingga seolah-olah menjadi madat, tidak bisa hidup kalau tanpa perilaku tersebut. Gaya hidup tidak sehat yaitu stress yang disebabkan oleh insomnia, depresi, kecemasan, hipertensi, obesitas, merokok, alkoholik, serangan asma, angina pectoris, TIA dan stroke.
Salah satu cara menerapkan agar terhindar dari pola hidup tidak sehat adalah pembudayaan dan penerapan gaya hidup sehat dan aktif:
- Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak, garam, perbanyak makan sayur dan gula, buah.
- Aktif bergerak, perbaiki aktivitas fisik dan kebugaran jasmani, serta berolahraga secara teratur.
- Atasi stress. Berhenti merokok, konsumsi alkohol dan narkoba.
- PEM dan konsultasi kesehatan teratur (kunjungi posyandu lansia dan puskesmas santun lansia rutin).
2. Gizi seimbang
Makanan yang dimakan sehari-hari, yang mengadung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh dan terdiri dari bahan makanan yang beraneka ragam.
Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi lansia terutama yang tidak terkena penyakit-penyakit atau penyakit lainnya.
Kebutuhan gizi pada lansia di pengaruhi oleh:
- Faktor usia
- Jenis kelamin
- Kegiatan fisik
- Pekerjaan
- Iklim/suhu
- Kondisi fisik (sedang sakit/baru sembuh)
BACA JUGA:Daftar Korban Kecelakaan di Gronggong Cirebon, 7 Penumpang di Puskesmas Beber, 2 Luka Berat di RSD Gunung Jati
3. Melakukan aktivitas dan olahraga
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Olah raga adalah suatu bentuk aktivitas fisik dari otot tubuh yang bila dilaksanakan dengan baik, benar, terukur dan teratur akan meningkatkan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Jenis aktivitas fisik dan olahraga yang dapat dilakukan lansia:
- Melakukan pekerjaan rumah
- Berjalan-jalan
- Jogging atau lari dengan kecepatan sedang
- Senam lansia
- Berenang
4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan adalah salah satu upaya untuk memantau kesehatan tubuh. Manfaat pemeriksaan kesehatan:
- Mengetahui keadaan kesehatan diri
- Mengetahui kelainan secara dini
- Mengobati sesegera mungkin bila ditemukan suatu penyakit
- Memperoleh informasi tentang apa yang harus, tidak boleh serta bagaimana melakukannya. (*)
Oleh :dr. Andre Gray SpPD (RS Sumber Kasih)