Sejarah dan Mitos Larangan Memakan Oyong Bagi Penduduk Desa Dukupuntang

Rabu 18-01-2023,18:15 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Asep Kurnia

RADAR CIREBON.COM - Sejarah desa di Cirebon dan sekitarnya, menarik untuk diketahui. Dalam artikel kali ini, akan membahas tentang sejarah Desa Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

Nama Desa Dukupuntang terbentuk dari penggabungan dua nama, yakni nama 'Duku' diambil dari dari Desa Dukumalang dan 'Puntang' dari nama Desa Puntang.

Dua nama desa tersebut digabungkan sehingga menjadi asal usul Desa Dukupuntang yang ada di Kabupaten Cirebon.

Kenapa digabungkan? Berikut ini asal usul Desa Puntang dan Desa Dukumalang sebelum digabungkan menjadi Desa Dukupuntang.

Menurut cerita rakyat dan catatan sejarah, asal usul Dukupuntang diawali ketika terjadi peperangan antara Kesultanan Cirebon dengan Ratu Galuh (Rajagaluh).

BACA JUGA:Sejarah Desa Mindi Majalengka, Pemimpin Sakti yang Pura-Pura Bodoh

Dalam peperangan tersebut, Kesultanan Cirebon mengirimkan pasukan yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok.

Pasukan pertama diarahkan ke selatan yang membentang dengan tujuan membendung pasukan Rajagaluh yang datang melalui Cikalahang. 

Pasukan kedua diarahkan ke barat untuk membuat benteng pertahanan sebagai penghalang masuknya pasukan Rajagaluh dari arah Desa Bobos. 

Pedukuhan atau perkampungan bekas dari pembentangan tersebutlah yang kemudian dinamakan Puntang.

Di Desa Puntang terdapat 1200 jiwa yang merupakan pelarian dari Bagdad, empat diantaranya merupakan anak dari Sultan Bagdad yang ikut dalam rombongan.

BACA JUGA:Sejarah Desa Hulubanteng, Kepala Hewan Penjaga Kerajaan Yang Ditebas Syekh Magelung Sakti

Keempat anak Sultan Bagdad tersebut adalah Syarif Durakhman, Syarif Durakhim, Syarif Kaffi dan Nyi Syarif Bagdad. 

Keempatnya diusir Sultan Bagdad karena larangannya tidak diindahkan untuk tidak memainkan musik gembyung.

Mereka yang termasuk 1200 jiwa dari Bagdad itu merupakan pengikutnya, lari ke Cirebon dan ditempatkan di Desa Puntang.

Kategori :