BACA JUGA:10 Capaian Prestasi BRI di 2022 & Strategi Hadapi 2023
Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mayora tanggal 6 Januari 2023, telah menunjuk manajemen baru yang merupakan kombinasi dari profesional dan ahli dengan latar belakang perbankan, startup business, hingga financial technology.
“Pengangkatan manajemen baru Bank Mayora ini diharapkan dapat memperkuat struktur manajemen perseroan dalam melakukan transformasi bank digital sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital bagi UMKM yang terdepan dan terunggul di Indonesia,” ujar dia.
Korporasi Blue Chip Jadi Penopang Pertumbuhan Kredit
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, pertumbuhan kredit BNI sebesar 10,9 persen YoY melebihi guidance yang ditetapkan perusahaan di awal 2022 yakni di kisaran 7 persen hingga 10 persen.
“Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional,” kata Novita.
BACA JUGA:Soal Mengambil Senjata Milik Brigadir J, Begini Pledoi Terdakwa Ricky Rizal
Adapun sektor Business Banking mencatat pertumbuhan 10,3 persen YoY menjadi Rp 532,2 triliun.
Pertumbuhan dari segmen tersebut didorong oleh segmen Korporasi Blue Chip yang tumbuh 28,9 persen YoY menjadi Rp 232,7 triliun; segmen Large Commercial meningkat 29,9 persen YoY menjadi Rp 53,1 triliun; segmen kecil terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8 persen YoY menjadi Rp 52,7 triliun.
Sementara di sektor Consumer Banking, Kredit Payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3 persen YoY menjadi Rp 43,1 triliun.
Kemudian, diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah yang tumbuh 7,9 persen YoY menjadi Rp 53,5 triliun.
Sehingga secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,2 persen YoY menjadi Rp 110,1 triliun.
BACA JUGA:Soal Mengambil Senjata Milik Brigadir J, Begini Pledoi Terdakwa Ricky Rizal
Lebih lanjut, BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan.
Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp 49,6 triliun, turun 31,2 persen YoY.
Rasio Loan At Risk (LaR) ikut membaik menjadi 16 persen, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3 persen.