KUNINGAN, RADARCIREBON.COM – Perundingan Linggarjati tercatat sebagai momen penting dalam sejarah Indonesia.
Lewat perundingan tersebut masa depan kemerdekaan Indonesia ditentukan.
Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada November 1946. Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat Catalina.
Dari Kota yang sama, delegasi Indonesia menempuh perjalanan ke Kuningan menggunakan jalur darat dengan mengendarai mobil.
Perjalanan kedua delegasi itu dilakukan pada 11 November 1946. Sehari kemudian, perundingan pun dilaksanakan. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan Sjahrir.
BACA JUGA:Tol Cisumdawu Akan Segera Diresmikan, Bos Otomotif di Cirebon Ikut Bahagia
BACA JUGA:Flyover Kota Cirebon Batal Dibangun, Sekda Agus Mulyadi Singgung Biaya yang Besar
Lantas, kenapa Linggarjati, sebuah desa di Kabupaten Kuningan, yang dipilih sebagai lokasi perundingan?
Jawabannya bisa dilihat dari keterlibatan Maria Ulfah, pejuang perempuan Indonesia yang juga anak Bupati Kuningan kelima, Raden Mochamad Achmad.
Maria memang bukan anggota delegasi Indonesia dalam perundingan tersebut. Namun dia memiliki kedekatan dengan Sutan Sjahrir yang menjadi ketua delegasi.
Maria menganggap Sutan Sjahrir sebagai sahabat sekaligus guru. Mereka berkenalan ketika sama-sama kuliah di Belanda.
Maria Ulfah juga menteri perempuan pertama Indonesia yang tergabung dalam kabinet Sjahrir.
Nah, kembali ke Perundingan Linggarjati.
Perwakilan Indonesia dan Belanda sebetulnya sudah melaksanakan perundingan di Jakarta sejak 22 Oktober 1946.