CIREBON, RADARCIREBON.COM - Masih banyak yang belum paham antara bank Indonesia dengan bank lainnya, hal ini dikatakan Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Cirebon, Hestu Wibowo si acara Forum Grup Discussion (FGD) membangun ketahanan ekonomi daerah, Senin (27/2/2023) di Grand Tryas Hotel. Lebih jauh Hestu Wibowo menjelaskan, FGD membangun ketahanan ekonomi daerah khususnya membantu pengendalian inflasi di kabupaten Cirebon.
Hestu menegaskan, Bank Indonesia berbeda dengan bank lain karena bank Indonesia adalah bank sentral, sedangkan bank lain adalah bank umum sebagai lembaga intermediasi yang memiliki kelebihan uang memberikan kredit ke nasabah, menerima menyimpan kelebihan dan menyalurkan uang.
Sedangkan bank Indonesia, kata Hestu, memiliki tugas menjaga stabilitas uang , otoritas stabilitas keuangan baik di perbankan, asuransi dll hingga stabil. selain itu BI sebagai otoritas pembayaran uang dibidang uang tunai berkewajiban mencetak mendistribusikan dan memusnahkan uang rupiah.
"Sekarang kita kembangkan teknologi digital menggunakan platform QRIS atau alat kartu lainnya," kata Hestu. Secara sederhana, lanjut Hestu, BI sebagai bank sentral hanya satu-satunya. "Setiap negara hanya punya satu bank sentral, di Indonesia adalah Bank Indonesia," ujar Hestu.
BACA JUGA:Memberi Makna Indonesia, Simak Sederet Capaian BRI Terus Tebarkan Social Values
BACA JUGA:Liu Yanping Bertemu Habib Thohir di Madinah Sebelum Mengucapkan Syahadat di Ponpes Jagasatru Cirebon
Masih kata Hestu, Bank Indonesia menjaga nilai tukar rupiah, menjaga stabilitas rupiah terhadap mata uang asing. Inflasi ibarat pencuri yang tidak kelihatan, jika 100 ribu bisa beli 5 pak rokok tapi karena terkena inflasi maka uang Rp 100 ribu hanya bisa mendapat 4 pak rokok, dan ini yang menjadi konsen BI mengendalikan inflasi.
"Pengendalian inflasi erat dalam pengembangan pembangunan daerah," tegasnya. Anggota Komisi XI DPR RI H Satori mengatakan, FGD dengan Bank Indonesia hari ini membahas tentang bagaimana membangun ketahanan ekonomi daerah.
Bank Indonesia, kata Satori, bukan hanya mencetak uang tapi membantu tim pengendali inflasi, harapannya FGD ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan mengundang FKKC nantinya bisa disosialisasikan ke masyarakat. "Hari ini bisa berjumpa dengan BI yang bersifat ke masyarakat dalam rangka pengendalian ekonomi," tandasnya.
Satori menjelaskan, anggaran tidak mesti satu pintu, ada anggaran kementrian keuangan, Bappenas, disana bisa kita serap untuk daerah. Termasuk dari non kementrian seperti BI bisa kita serap, tinggal bagaimana kita bisa menyerap atau tidak.
BACA JUGA:Profil Jenderal Ahmad Dofiri Putra Indramayu, Polisi Religius yang Bisa Baca Kitab Kuning
BACA JUGA:Pencurian Motor di Indramayu, 4 Pelaku Ditangkap Berawal dari Postingan di Facebook