MELBOURNE, RADARCIREBON.COM – Sejumlah ilmuwan di Australia melalukan sebuah penelitian terhadap enzim dari bakteri tanah yang dapat mengubah udara menjadi listrik.
Pengembangan penelitian ini diharapkan bisa berkembang dalam upaya mencari energi alternatif terbarukan dan bisa digunakan di perangkat kecil.
Penelitian Monash University, yang diterbitkan dalam jurnal Nature dan telah melewati proses 'peer review', menunjukkan enzim yang disebut "Huc" dapat mengubah sejumlah kecil hidrogen yang ada di udara menjadi arus listrik.
BACA JUGA:Penataan dan Pemeliharaan Diperpanjang, Kawasan dan Masjid Al Jabbar Dibuka 1 Ramadan 1444 Hijriah
Enzim adalah sejenis protein yang dapat mempercepat reaksi kimia dalam sel. 'Huc' adalah "baterai alami", kata para ilmuwan.
Meski penelitian mereka masih dalam tahap awal, penemuan mereka berpotensi menjadi sumber daya berbiaya rendah untuk benda-benda elektronik kecil.
"Kami telah menunjukkan ketika mengisolasi [Huc] di laboratorium, kami dapat memasukkannya ke sirkuit listrik dan menghasilkan listrik," kata Rhys Grinter, salah satu peneliti dilansir dari JPNN.com.
BACA JUGA:Sejumlah Fakta Terungkap Saat Gelar Perkara Penganiayaan David
Hanya perangkat yang sangat kecil yang dapat diberdayakan dengan cara ini, karena kadar hidrogen di udara sangat rendah, yakni hanya 0,00005 persen, jelasnya.
Objek yang lebih besar akan membutuhkan sumber eksternal hidrogen untuk menambah daya listrik.
"Kami melihat hal-hal yang sangat kecil seperti monitor biometrik atau sensor lingkungan yang memerlukan tingkat daya yang berkelanjutan," kata Dr Grinter.
BACA JUGA:Ajukan Banding Tanggapi Putusan PN Jakpus, KPU: Bukti Pemilu Tetap Berjalan
Robert Willows dari Macquarie University, yang juga baru mendirikan perusahaan energi hidrogen, mengatakan para peneliti Monash telah membuat penemuan signifikan soal enzim untuk menghasilkan listirk berbahan hidrogen.
Namun dia mengatakan ide untuk menghasilkan tenaga dari udara tipis masih "terlampau bersemangat".
"Itu benar-benar cakupan yang besar," kata pakar energi hidrogen tersebut.
"Mereka mengusulkannya agar bisa digunakan untuk menghasilkan listrik dari udara. Ini bisa jadi [ide yang] terlalu luas," katanya.
BACA JUGA:Jelang Piala Dunia U-20, Warganet Minta Pemerintah Jelaskan Kehadiran Timnas Israel
"Tidak ada hidrogen yang cukup di udara yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik."
"Untuk sesuatu yang memiliki persyaratan sangat kecil saat ini, itu mungkin bisa dilakukan, tapi untuk sesuatu seperti jam tangan ... rasanya tidak akan berhasil."
Signifikansi utama dari temuan ilmiah, yang didukung sepenuhnya oleh Profesor Willows, adalah para ilmuwan berhasil menghasilkan listrik dengan adanya oksigen.
Biasanya bakteri yang membuat hidrogen terlalu sensitif terhadap oksigen.
BACA JUGA:Jelang Piala Dunia U-20, Warganet Minta Pemerintah Jelaskan Kehadiran Timnas Israel
"Pekerjaan ini [memberikan] ide tentang bagaimana membuat enzim ini tidak peka terhadap oksigen," katanya.
"Mereka mengusulkannya agar bisa digunakan untuk menghasilkan listrik dari udara. Ini bisa jadi [ide yang] terlalu luas," katanya.
"Tidak ada hidrogen yang cukup di udara yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik."
"Untuk sesuatu yang memiliki persyaratan sangat kecil saat ini, itu mungkin bisa dilakukan, tapi untuk sesuatu seperti jam tangan ... rasanya tidak akan berhasil," kata Prof Willow.