CIREBON, RADARCIREBON.COM – Akan ada Gerhana Matahari total jelang Lebaran 2023. Peristiwa Gerhana Matahari bisa diamati di sebagian wilayah Indonesia.
Fenomena alam Gerhana Matahari total ini diumumkan oleh Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya (Unibraw).
Tim ini terdiri dari M Fauzan Edipurnomo sebagai koordinator dengan Eka Maulana, Waru Djuriatno, M Aswin, dan A A Razak sebagai anggota serta beberapa Pranata Laboratorium Fakultas Teknik.
Disebutkan bahwa, Gerhana Matahari total ini disebabkan karena terjadinya konjungsi matahari dan bulan jelang tanggal 1 Syawal 1444 hijriah atau Lebaran 2023.
Menurut Eka Maulana, salah satu anggota Tim Astrofotografi Unibraw, gerhana matahari total dapat diamati di sebagian wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Terungkap, Ini Alasan Marshel Widianto Sembunyikan Pernikahan dengan Cesen Eks JKT48
Yakni, di Indonesia bagian Timur hingga tengah. Adapun di wilayah Indonesia bagian tengah dan baratm diprediksi hanya bisa mengamati gerhana matahari parsial atau sebagian.
"Fenomena gerhana matahari diperkirakan terjadi pada tanggal 20 April 2023," demikian dikatakan Eka Maulana di Malang, seperti dilansir dari FIN, Kamis 23 Maret 2023.
Eka menambahkan, masyarakat yang berada di Indonesia bagian barat, khususnya Kota Malang, dapat menikmati gerhana matahari parsial ini mulai pukul 09.28 WIB hingga pukul 12.22 WIB.
"Puncak gerhana matahari terjadi pukul 10.52 dengan tingkat magnitute gerhana 67 persen. Total waktu gerhana dua jam 55 menit," kata Eka.
Terjadinya gerhana matahari berpotensi dapat menyebabkan berkurangnya intensitas radiasi inframerah matahari yang jatuh ke lapisan ionosfer bumi.
BACA JUGA:1.466 Narapidana Beragama Hindu Dapat Remisi di Hari Raya Nyepi, 3 Diantaranya Bebas dari Lapas
Fenomena ini memungkinkan menurunnya jumlah foton yang merupakan gelombang elektromagnetik yang berada di atas bumi.
Dimana sifatnya sebagai gelombang elektromagnetik ini berperan sebagai media transmisi dalam pengiriman sinyal satelit, radio, HP, maupun sinyal perangkat komunikasi sejenis lainnya.
"Jika perangkat komunikasi ini tidak diset dengan ambang batas toleransi perubahan intensitas radiasi ini, ada peluang akan terpengaruh dalam pengiriman datanya,” terangnya.