Mikhail Coomans (dalam "Manusia Daya dahulu, sekarang, masa depan", 1987) mengungkap teori yang didukung oleh Inoue (1999). Keduanya berpendapat bahwa suku Dayak tidak sepenuhnya penduduk asli Kalimantan.
Menurut dua penulis itu, nenek moyang Suku Dayak merupakan keturunan imigran dari Provinsi Yunnan di China Selatan. Lebih tepatnya di Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekong dan Sungai Menan.
Imigran ini menyeberang ke semenanjung Malaysia. Setelah itu melanjutkan perjalanan dengan menyeberang ke bagian utara Pulau Kalimantan.
Migrasi itu terjadi di sekitaran abad ke-11. Kelompok pendatang itu berdaptasi dengan kebudayaan lokal setempat hingga wujud kebudayaan seperti yang dikenal sekarang
Suku Dayak ini terkenal tampil elegan. Sulaman pada hiasan kepala dari bulu burung membedakan suku ini dengan suku lain di Indonesia. Selain populer dengan senjata khas yaitu mandau.
Sedangkan Kaharingan adalah kepercayaan/agama asli suku Dayak di Kalimantan.
BACA JUGA:Artis Sinetron Inisial HF Ditangkap Polisi Karena Narkoba
BACA JUGA:MUDIK Itu Ternyata Warisan Hikayat Kuno, Begini Penjelasannya
BACA JUGA:Christopher, PNS yang Berhasil Panen Cuan dari Konten Staycation
Keyakinan itu ada sebelum beradaptasi dengan agama Islam atau agama lain. Tuhan Kaharingan disebut Yustu Ha Latalla atau Sanghyang Dewata.
Tertarik olesan minyak dari tangan Ida Dayak? Simak saja di mana dia membuka pelayanan pengobatan. (*)