RADARCIREBON.COM -- Puncak arus balik Lebaran 2023 diprediksi oleh Polri akan terjadi dalam dua periode yaitu, 24 sampai 25 April dan 30 April sampai 1 Mei.
Berbeda dengan prediksi Polda Jabar mengenai puncak arus balik Lebaran 2023, yakni pada 25 hingga 26 April 2023.
Tidak hanya itu, arus balik Lebaran 2023 diprediksi akan menjadi yang tertinggi sejak tahun 2019.
Oleh karena itu Polri telah mempersiapkan sejumlah rencana untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas selama arus balik Lebaran.
Polri menyiapkan skema untuk mengurai kemacetan dengan sistem one way, contraflow hingga ganjil genap.
“Untuk arus baliknya ini juga menjadi tertinggi, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah dan upaya untuk melakukan rekayasa (lalu lintas) khususnya dari jajaran kepolisian,” ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sementara itu, untuk sistem ganjil genap, menurut Kapolri, baru akan dilakukan jika kondisi kemacetan sudah sangat parah.
“Perlu kami sampaikan bahwa pemberlakuan langkah-langkah rekayasa mulai dari one way, contraflow, dan juga kemungkinan ganjil-genap," katanya.
"Ini akan diberlakukan agar beban jalan pada puncak arus balik bisa kita urai dan distribusikan,” imbuh Sigit.
Dia menegaskan, volume kendaraan selama puncak arus balik memang harus diurai secara maksimal.
Jika tidak maka akan terjadi stuck. Hal ini tentu sangat tidak diharapkan, sebab luas jalan yang ada melampaui dari kapasitas. Baik jalan tol maupun arteri.
Apabila kemacetan cukup parah terjadi di Tol Cikampek-Jakarta dan harus diurai, kepolisian menyiapkan one way hingga wilayah Bekasi.
Bahkan jika kemacetan masih terjadi dan memanjang, satu arah ini dapat diberlakukan hingga Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
“Jadi kami telah mempersiapkan mulai dari 70, kemudian Km 36 (Bekasi), bahkan sampai Km 3 +5000 (Halim),” imbuhnya.
“Ini semua kita persiapkan termasuk juga pengaturan contraflow disesuaikan dengan hitungan yang ada di Jasa Marga,” tutup Sigit.