RADARCIREBON.COM -- Pengaruh kritikan dari Tiktokers, Bima Yudho Saputro terhadap jalan rusak di Lampung ternyata pengaruhnya bisa kemana-mana. Lantaran dahsyatnya pengaruh itu, maka orang pun menyebut sebagai “Bima Effect”.
Ada yang positif. Tapi banyak pula yang negatif. Bila dipandang dari sisi publik, pengaruh itu sangat baik bagi kemajuan Lampung ke depan. Walaupun ada dari “Bima Effect” itu sebagian memang menyakitkan bagi orang-orang tertentu.
Yang positif, misalnya sejumlah jalan di Lampung yang rusak mulai diperbaiki. Sengaja atau memang sudah terjadwal, tapi perbaikan itu terjadi setelah ramai kritikan dari Bima.
Perbaikan itupun diberitakan banyak pihak secara masif. Baik itu media arus utama maupun media sosial. Seolah menjawab bahwa Pemda Lampung tidak tinggal diam terhadap hancurnya jalan di jalan itu. Terutama jalan provinsi.
Yang negatif bagi sebagian orang tentu juga berimbas ke mana-mana. Gara-gara salah merespons, para pejabat dan para penentang kritikan Bima justru dikuliti habis oleh nitezen.
Yang paling banyak dikuliti adalah pasangan Gubernur/Wakil Gubernur Lampung Ir H Arinal Djunaidi/Hj Chusnunia Chalim SH MSi MKn PhD. Bahkan kritikan publik itu sampai ke ranah yang sangat pribadi dan sensitif. Sudah “ngeri-ngeri sedap”.
Yang teranyar Bima Effect itu hingga menyasar kepada individu yang tidak terkait langsung dengan jalan rusak. Di antaranya menyasar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Dr dr Hj Reihana MKes. Nasibnya dikuliti habis oleh nitizen. Dari lamanya dia menjabat kepala dinas. Hingga gaya dan kehidupan pribadinya. Termasuk gayanya mengenakan jilbab yang menjulang ke langit.
Memang harus diakui, jumlah jalan yang rusak dengan yang akan dan sedang diperbaiki di provinsi ini masih jomplang. Masih terlalu banyak jalan yang rusak. Rusaknya pun sudah sangat parah.
Jangan dibayangkan dengan jalan provinsi di Jawa Barat yang juga sedang tidak baik-baik saja. Kerusakan jalan provinsi Jawa Barat, ibaratnya hanya “selilit” kerusakan yang terjadi di Lampung. “Selilit” saja sudah sangat menodai program jalan mulus (Jamu) Gubernur Ridwan Kamil.
Bertahun-tahun jalan rusak itu hanya sedikit yang tersentuh perbaikan. Bahkan banyak yang menyebut perbaikan hanya setengah hati. Di ujung diperbaiki, sisanya masih seperti kubangan.
Penyebabnya memang anggaran tidak sebanding dengan jumlah jalan yang rusak. Sudah kecil, anggarannya pun selama dua tahun terkena refokusing akibat Pandemi Covid 19.
Misalnya di Lampung Tengah. Jalan provinsi di kabupaten ini memang rusaknya sangat parah. Kabupaten yang satu ini, nyaris dikempung jalan rusak di mana-mana.
Misalnya jalan dari Kota Gajah menuju Seputih Raman, Seputih Banyak, Seputih Surabaya dan Rumbia. Sudah bertahun-tahun jalan rusak parah. Sudah beberapa kali ganti Gubernur, tapi jalan provinsi ini terus merana.
Kerusakan di jalan inilah, di antara yang banyak diunggah publik di media sosial. Berbagai macam konten viral yang menggambarkan kerusakan jalan Kota Gajah-Rumbia ini.
Masih di Lampung Tengah. Jalan rusak lainnya adalah dari Pasar Bandar Jaya hingga jalan lintas timur di Bandar Mataram. Kerusakan jalan ini juga tak kalah dengan jalan provinsi Kota Gajah-Rumbia. Parah sekali.