INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Menurut Syekh Al Zaytun Panji Gumilang untuk menjadi maju itu bukan persoalan bisa atau tidak bisa. Namun masalahnya pada mau atau tidak mau.
Hal itu pulalah yang mendasari prinsip membangun Al Zaytun. Banyak yang menertawakan rencana mendirikan lembaga pendidikan yang bisa mewakili kemajuan Indonesia itu. Gagasannya membuat gambar pun banyak ditolak oleh kawan koleganya.
Kawan-kawannya pun tidak begitu percaya. Bahkan ada yang menganggap idenya itu suatu yang tidak masuk akal. "Ah, kamu ini gila, bagaimana kita bisa membuat seperti ini," ungkap Panji Gumilang ketika akan memulai membangun Al Zaytun.
Tapi Panji Gumilang tetap yakin dengan niatnya itu. “Oh, bisa kalau kita buat,” katanya menjawab keraguan teman-temanya.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Minta Dukungan Pusat Pengusulan Prof Mochtar Kusumaatmadja sebagai Pahlawan Nasional
"Kapan?" tanya kawannya lagi. "Jangan tanya kapan, tapi mau apa tidak?" jawabnya lagi pada kawannya itu.
Akhirnya, kesabaran dan upayanya meyakinkan kawan-kawan itu berhasil juga. Mereka pun menerima ide, visi dan misi mendirikan Al Zaytun. Lembaga ini sebagai “Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian”.
Kemudian Panji Gumilang dan sahabat-sahabatnya mulai mencari lokasi ke berbagai lokasi. Dari Lampung dan Kalimantan. Di daerah-daerah yang dikunjungi itu menemukan tempat yang luas dan terjangkau, namun susah untuk dibangun.
Maka ketika menemukan lokasi di Mekarjaya, Gantar, Indramayu, di tempat itu cocok dengan ide dan cita-citanya. Lokasi ini menjadi pilihan dibangunnya Ponpes Al Zaytun. Dari kemauan keras Panji Gumilang, Al Zaytun bisa maju seperti sekarang ini.
BACA JUGA:Datangkan Timnas Argentina ke Indonesia, Erick Thohir Minta Tolong ke Wapres Inter Milan
Begitu pula ketika Panji Gumilang ingin membangun pertanian di sekitar Al Zaytun. Yang dibutuhkan untuk tujuan itu adalah kemauan semua pihak, terutama para petani itu sendiri.
Akhirnya Syekh Panji membentuk Kelompok Tani Al-Zaytun. Anggotanya tidak hanya petani dari Kecamatan Gantar, tapi juga dari Gabus Wetan, Gabus Kulon, Losarang dan Kroya.
Menurutnya, ini bentuk nyata partisipasi masyarakat Indramayu untuk menciptakan ketahanan pangan. Kelompok tani ini diinisiasi dan dikoordinir oleh Mahad Al Zaytun.
Jika seandainya di Indonesia, mau membentuk kelompok-kelompok tani seperti ini, Panji yakin Indonesia akan mandiri pangan.
BACA JUGA:Tiga Kali Sundari Seokotjo Kunjungi Panji Gumilang di Pesisir Eretan Kulon