Lagu tersebut, dinyanyikan oleh maestro keroncong Indonesia, Sundari Soekotjo yang proses pengambilan gambarnya juga dilakukan di Mahad Al Zaytun.
"Ini namanya Pelabuhan Samudra Biru, filosofinya tertuang dalam nyanyian," kata Syekh Panji Gumilang.
Kemudian, Syekh Al Zaytun menyanyikan lirik lagu tersebut: Terbentang di sepanjang pantai, Pelabuhan Samudra Biru.
Pantura Indramayu. Berlabuh kapal nelayan. Mengais rizki Ilahi. Sumber alam Indonesia. Yang kaya tak terhingga.
BACA JUGA:Nuroji Anggap DPC PKB Kapitalis
Nelayan tradisional, kontemporer. Bahu membahu. Kerja sama tak terhingga. Membangun negeri tercinta. Daratan dan lautannya. Indonesia Raya, kekal abadi.
"Jadi sebelum dibuat ini, kita karangkan lagu dulu," kata Syekh Panji Gumilang di acara kunjungan tersebut.
Ditambahkan Syekh Al Zaytun, ada satu lagu lagi yang mengungkapkan mengenai Pantura Indramayu. Tempat Mahad Al Zaytun sekaligus Pelabuhan Samudra Biru.
"Di mana tempat ini? Bukan di Cirebon kan? Indramayu. Dikasih nyanyian lagi," bebernya.
Indramayu di mana kita berada. Indramayu, Pantai Utara. Samudra biru sumber kehidupan. Samudra biru sumber alam Indonesia.
Mari kita kita ciptakan Samudra Mangun Kencana. Mari kita membangun Indramayu, Indonesia, maju jaya.
"Tinggal di Indramayu bangun Indramayu. Indonesia pasti maju jaya. Cirebon juga harus begitu," bebernya.
Seperti diketahui Mahad Al Zaytun melalui Lembaga Kemakmuran Masjid (LKM) Rahmatan Lil Alamin sedang membangun kapal nelayan di galangan kapal PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana.
Di situ sedang dibangun 2 kapal yang hampir jadi, dengan ukuran 600 Gross Ton (GT). Nantinya, akan menjadi sumber perikanan bagi pesantren di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu tersebut.