"Ngitung persiapan1 tahun, bukan 12 bulan. Minimal 18 bulan. Jadi kalau ada masalah masih ter-cover 6 bulan," katanya.
Menariknya, kelompok tani penggarap tersebut juga dilembagakan dengan nama P3KPI atau Paguyuban Petani Penyangga Ketahanan Pangan Indonesia. Lembaganya diresmikan notaris, didaftarkan ke Kemenkum-HAM.
"Majelis ulama nggak tau, yang tau departemen agama. Mengapa? Kalau departemen agama mengurus keagamaan," jelasnya.
Diungkapkan dia, yang dilakukan oleh Mahad Al Zaytun belum tentu bisa dikerjakan oleh orang lainnya. Apalagi dirinya adalah pendatang, tetapi ingin membangun Indramayu dan Indonesia.
BACA JUGA:Erick Thohir Post Video Jose Mourinho, Ganti STY Latih Timnas Indonesia? Oh Ternyata Ini
"Saya ini orang Gresik, punya istri Banten. Sekarang ada di Indramayu. Tengah-tengahnya Pulau Jawa itu Indramayu. Di tempat ini. Bukan Semarang," tandasnya.
Di kesempatan itu, Kepala Kantor Kemenag Indramayu, Muh Mulyadi mengungkapkan bahwa Mahad Al Zaytun adalah binaan dari Kemenag.
Karena itu. lembaga pendidikan di Al Zaytun mengikuti ketentuan dari Kemenag RI. "Ini bersyukur sekali, terutama pada Syekh Panji Gumilang yang luar biasa. Kami tahu banyak dan banyak pencerahan," ungkapnya.
Kepala Kemenag Indramayu mengaku, banyak bicara soal program pertanian. Ada 150 hektare yang sedang disiapkan dengan menggunakan cara pengolahan modern.
BACA JUGA:Kemenag Jabar Soal Kontroversi di Mahad Al Zaytun: Jadi Hanya Tidak Lazim
"Sekarang sudah mulai digarap. Kami bangga terhadap Al Zaytun, karena setiap ada kegiatan pendidikan maupun pondok pesantren, santri maupun siswa banyak yang menonjol. Ini sudah diperhitungkan di tingkat Jawa Barat maupun di nasional," tandasnya.