TERCENGANG! Panji Gumilang Ternyata Keturunan Pendiri NU

Kamis 01-06-2023,05:30 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang mengaku berasal dan keturunan dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya beberapa puluh tahun silam.

Pengakuan Panji Gumilang itu disampaikannya disela-sela saat menerima kunjungan PCNU Kabupaten Indramayu dan jajarannya pada 27 September 2022 lalu.

BACA JUGA:Bupati Cirebon Lepas 366 Calon Jemaah Haji Kloter 4, Terbang dari Bandara Kertajati Majalengka

“Buyutku itu Nahdlatul Ulama (NU), bukan sembarang NU. Tapi yang mendirikan NU,” kata Panji dihadapan pengurus PCNU Kabupaten Indramayu.

Pendiri NU yang menjadi kakek buyut Panji Gumilang adalah Kiyai Faqih Maskumambang yang saat itu menjadi wakil KH Hasyim Asy'ari.

Sementara, Kiyai Muhammad Mustofa selaku ketua PCNU Kabupaten Indramayu mengaku senang bisa berta’aruf dengan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun.

BACA JUGA:Pondok Pesantren Al Zaytun Dianggap Tidak Lazim, Begini Komentar Kepala Madrasah Asal Terisi Indramayu

Bahkan, dirinya kagum atas pemikiran Panji Gumilang, demi kelangsungan kehidupan masyarakat di Indonesia, khususnya Kabupaten Indramayu.

“Memahami ide dan gagasan beliau terkait peningkatan ekonomi umat cukup bagus,” kata Kiyai Mustofa.

Dia menyebutkan, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan dia pakai konsep economic blue.

BACA JUGA:Teknologi Khusus di Ponpes Al Zaytun, Transfer Embrio, Didatangkan dari Kanada, Apa Itu?

Salah satu bukti nyata adalah membangun galangan kapal Samudera Biru. Tujuannya, agar nelayan Indramayu punya kapal besar agar mereka bisa mencari ikan ditengah laut.

Kemudian, konsep green economic, lanjut Kiayi Mustofa diterapkan untuk membantu para petani dengan menerapkan sejumlah teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan bisa menghasilkan panen berkali-kali lipat.

“Semoga dengan ta’aruf ini, kita bisa mengenal satu sama lainnya,” pungkasnya.

BACA JUGA:PT KAI Daop 3 Cirebon Berikan CSR Keagamaan di Tiga Lokasi Ini

Sementara, menurut Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Terisi, H Hasan Sanuki munculnya isu-isu mengenai Al Zaytun hanya mencari sensasi, mereka mengabarkan sesuatu yang tidak tahu mengenai apa yang ada di dalamnya.

“Kalau yang namanya agama Islam itu, sebetulnya damai dan tentram,” tutur H Hasan Sanuki.

Di melanjutkan, jika berkaca pada literasi sejarah, bahwa sejak Nabi Muhammad SAW wafat hingga Khulafaur Rasyidin, masing-masing kelompok Islam akan saling menjatuhkan.

BACA JUGA:Pebisnis Kuliner Terjun Nyaleg, Ini Motivasinya

“Dan bisa saling membunuh, hanya karena perbedaan pendapat,” ucapnya.

Oleh sebab itu, dia menyampaikan pesan kepada seluruh umat Islam agar tidak saling menjatuhkan sesuai moto Al Zaytun sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian.

“Yang namanya islam harusnya begitu,” ucapnya.

Sesama islamnya saja saling menjatuhkan untuk mencari nama bahwa dirinya yang paling benar. Sementara yang lain salah hingga mengkafirkan. (*)

Kategori :