Ada Revolusi di Mahad Al Zaytun, Apa yang Terjadi? Oh Ternyata Ini Dia

Jumat 09-06-2023,14:38 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Mengapa berdasar Spirit Abasa? Ternyata Panji Gumilang menerapkan prinsip-prinsip pengolahan pertanian atau pangan sesuai dengan ajaran Ilahi. Ajaran itu tertuang dalam Al Quran, surat Abasa (80): ayat 24-27.

Dan inilah terjemahan Syekh Al Zaytun Panji Gumilang tentang ayat-ayat tersebut:

1. Dalam Surat Abasa ayat 24 disebutkan: “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.

Kata “memperhatikan”diterjemahkan oleh Syekh Al Zaytun dengan “meneliti”.

BACA JUGA:PESANTREN INGIN MAJU? Syekh Panji Gumilang Ajak yang Lain Bikin Koalisi, Simak Nih Kata-katanya

Hendaklah kita tekun meneliti. Melakukan penelitian-penelitian pertanian pangan dan aspek pertanian terpadu lainnya. 

Hingga menemukan proses dan hasil terbaik. Bahan pangan berkualitas, sehat menyehatkan, serta hasil panen yang berkecukupan, bahkan melimpah.

2. Dalan ayat 25: “Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)”.

Hal terpenting dalam pengelolaan pertanian adalah ketersediaan air. Walau tersedia lahan, punya bibit tanaman pangan terbaik, akan sia-sia tanpa ketersediaan air yang cukup. 

BACA JUGA:MENGHARUKAN, Begini Pesan Perpisahan Henhen Herdiana untuk Persib

Maka Panji Gumilang memerintahkan dibuatnya tampungan-tampungan air. Sejenis waduk atau danau sebanyak-banyaknya di Al Zaytun. 

Dari kolam Al-Kautsar, hingga pembangunan Danau Tirta Kencana dengan lebar 120 meter, kedalaman 10 meter dan panjang 1.200 meter. 

Syekh Al Zaytun juga memerintahkan untuk menanam sebanyak-banyaknya pohon. Sebagai unsur "pengundang curah hujan". Semakin banyak ditanam pepohonan, akan semakin banyak curah hujan yang diturunkan di lokasi tersebut.

Kemudian dibuat pula sistem pengolahan air atau water treatmen. Hingga air limbah mandi dari asrama-asrama santri dapat dimanfaatkan kembali untuk pertanian dan perikanan.

BACA JUGA:Pengakuan Polos Menteri NII KW9, Gaji Rp2 Juta 700 Ribu, Terima Rp70 Ribu

3. Dalam ayat 26: “kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya”.

Kategori :