JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Jumat, 9 Juni 2023 pada pagi waktu Arab Saudi, dua jemaah haji yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) diberangkatkan ke Makkah.
Dalam proses evakuasi dua pasiean jemaah haji yang sakit itu dilaksanakan karena kloternya sudah berangkat lebih awal ke Makkah.
Menurut Konsultan Ibadah KH Wazir Ali mengatakan untuk kasus jemaah sakit yang ada di KKHI Madinah, maka rangkaian manasiknya diawali dari KKHI.
"Sebenarnya ambil miqatnya itu di Bir Ali. Namun karena sakit dan dibawa Ambulans, maka niatnya dari KKHI,"jelas KH Wazir Ali, seperti yang dikutip dari kemenag.go,id, Sabtu, 10 Juni 2023.
BACA JUGA:Jadi Lumbung Padi Nasional, Jokowi Beri Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya kepada Bupati Nina
BACA JUGA:Elkan Baggot - Sadil Gabung, Timnas Indonesia Siap Hadapi Palestina dan Messi DKK
Usai melaksanakan Salat Sunnah Umrah (kalau bisa salat), terus memakai kain ihram, niatnya di KKHI menggunakan niat Isytirath, niat ihram bersyarat.
Jika sewaktu-waktu ada penghalang di perjalanan atau di Makkah ada penghalang meneruskan manasik umrahnya maka boleh tahalul, menyudai ihramnya dan tidak dikenai dam.
Makanya harus ada blanko sebagai bukti di konsultan Makkah. Kalau benar masuk RS lagi di Makkah, Ihramnya (jika sudah niat ihram bersyarat, katakanlah belum Tawaf dan Sa’i ), maka nanti umrahnya dicover dengan haji, jadi niat ihram Qiran, membarengkan niat haji dan umrah sekaligus, tetapi membayar dam.
"Ihram sebelum miqat bagi sebagian ulama memperbolehkan bagi kasus tertentu," jelasnya.
BACA JUGA:Mengenalkan Permainan Tradisional, Ibu Iriana Bermain Bersama Siswa SD
BACA JUGA:Ketika Mega Bintang Mudik ke Arab Saudi, Bikin Kacau Dunia Sepak Bola di Eropa
KKHI mencatat ada 13 pasien jemaah haji Indonesia yang masih dirawat di Madinah. Untuk tahap awal, sebanyak lima jemaah dipindahkan menggunakan ambulance ke Makkah.
"Pada 9 Juni mulai evakuasi jemaah dari KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah ke KKHI Makkah," kata penanggung jawab evakuasi jemaah dr Riko Ade Putra Spjp di Madinah, Jumat (9/6/2023).
Dokter Rikho mengatakan, jemaah sakit paling lambat dievakuasi pada 16 Juni 2023. Dalam sehari ini ada dua kali pemberangkatan karena mobil ambulans hanya satu. "Perjalanan dari Madinah ke Mekkah dibutuhkan 5 jam, pulang pergi 10 jam belum lagi istirahat, sehingga sehari hanya dua pemberangkatan pagi dan malam," ujar Rikho.
Pasien yang dievakuasi paling banyak mengalami sakit jantung dan paru-paru, dan semuanya adalah Lansia. Pada Jumat pagi ada dua jemaah masing-masing dari embarkasi 3 Kualanamu (KNO 3) berusia 53 tahun dan embarkasi 2 Palembang (PLM 2) berusia 88 tahun. Pasien asal Kualanamu didampingi istrinya.
“Dalam mobil ambulans, satu pasien berbaring, satu lagi duduk didampingi istrinya, dan ada masing-masing satu dokter dan perawat, serta sopir," katanya.
BACA JUGA:Bekerja di Jepang? Menaker Ida: Manfaatkan Skema Pekerja Berketrampilan Khusus
BACA JUGA:Polres Cirebon Kota Bantah Tolak Laporan Kasus Dugaan Penghinaan Gambar Ir Soekarno
Selanjutnya, pada Jumat malam, akan dievakuasi tiga jemaah, yakni perempuan 62 tahun asal embarkasi Aceh 4 (BTJ 04), pria 80 tahun asal embarkasi Medan 7 (KNO 07), serta perempuan asal embarkasi Medan 1 (KNO 01).