"Badan usaha itu, bisa membeli kayu berkualitas sebanyak ribuan kubik dari Kalimantan Timur, yang stoknya kini bisa untuk membangun kapal 40 unit," tulis Datuk MYR Agung Sidayu.
Untuk peralatan, tulis Datuk MYR Agung Sidayu, di-impor dari Taiwan dan China. Dalam waktu dekat usaha ini akan menghasilkan keuntungan bagi Al Zaytun Indonesia.
Di samping kapal dari kayu dan besi, juga dibangun fasilitas darat lainnya sebagai pendukung, diantaranya terminal untuk Kepentingan sendiri (TUKS), yang di dalamnya dibangun cold storage berkapasitas 10.000 ton.
Dilanjutkan dengan pembangunan Pusat Industri Perikanan terpadu, yang kini telah terbebaskan hak tanah seluas 300 hektare.
Kesemuanya akan diupayakan dengan pola public private partnership dan tujuan utamanya adalah untuk keberhasilan SDGs.
Sementara itu, Syekh Panji Gumilang berkeinginan membawa santri dan pelajar Mahad Al Zaytun menjelajahi Indonesia. Sehingga bisa mengenal secara langsung, bukan hanya dari peta.
"Kita ini Bangsa Indonesia, yang mengenal dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Kalau anak-anak ditanya, di mana itu Halmahera? Mereka harus membuka peta. Sebatas dalam khayal, karena melihat sesuatu hanya dari Google," bebernya.
Menurutnya, kapal yang ketiga ini, penumpangnya bisa mencapai 500 orang. Dengan visi memperkenalkan Indonesia kepada generasi muda. Sehingga akan diisi pelajar Al Zaytun.
BACA JUGA:HIDDEN GEM Kuningan Nih, Obim Village Linggarjati, Kafe dan Staycation yang Tenang
"Nanti disesuaikan. Minimal perjalanan ke Irian Barat dan lainnya. Jadi pelajar kita itu, akan mengenal Indonesia, tanahnya dan airnya. Kalau ke barat sampai ke Sabang," tandasnya.