RADARCIREBON.COM - Memang usaha kuliner sedang meledak belakangan ini. Dari mulai artis, pejabat, atau orang biasa banyak yang terjun di bisnis ini.
Bisnis kuliner memang sangat menjanjikan. Sebuah bisnis kuliner sekelas warung Tegal (warteg) saja, bisa meraih omzet mencapai Rp 500 juta per tahun.
Bisa dibayangkan sebesar apa omzet restoran dengan skala bisnis yang lebih besar dari itu. Namun, pada kenyataannya, bisnis kuliner mempunyai tantangan yang cukup kompleks. Selezat apapun makanan, atau sehebat apapun juru masaknya, tidak menjadi jaminan bisnis kuliner dapat berhasil.
Banyak dijumpai bisnis kuliner yang tiba, tiba gulung tikar. Yang semula ramai dan maju, tapi lama-lama menjadi sepi dan bangkrut.
BACA JUGA:3 Hari Sebelum Aksi Damai, Ada Kunjungan dari Pimpinan Pondok ke Al Zaytun
Ada penjelasan menarik dari pakar marketing bernama Hermansyah. Dia menyebutkan ada 9 alasan yang menjadikan bisnis kuliner itu bangkrut.
Apa saja? Di bawah ini uraiannya:
1. Pecah Kongsi
Tantangan berperan penting untuk kemajuan sebuah bisnis kuliner. Para pebisnis bisa banyak belajar dari permasalahan yang timbul. Termasuk ketika sebuah bisnis mengalami pecah kongsi.
Contoh yang dekat adalah pecah kongsi beberapa rumah makan yang mengakibatkan adanya dua nama yang serupa. Ketika ini terjadi, tentu saja para pebisnis harus memikirkan kembali strategi marketing yang dapat mempertahankan usaha masing-masing tetap berjalan.
2. Tidak Punya Tim yang Tangguh
Salah satu hal yang harus diutamakan oleh para pemilik bisnis kuliner adalah kinerja dan hubungan tim mereka.
BACA JUGA:Siapkan 5.584 Lowongan Pekerjaan, Job Fair Kabupaten Cirebon 2023 Diserbu Pencari Kerja
Indikator kinerja menunjukkan bahwa tim yang efektif hampir selalu mengungguli orang yang bekerja secara individual. Terutama dalam situasi tekanan tinggi.
Tanpa keterampilan membangun tim yang tangguh, jangan berharap usaha kuliner akan maju. Jika memiliki tim yang tangguh, tujuan seberat apapun dalam bisnis bisa dilalui.